Antisipasi Lonjakan Mudik Lebaran 2025, AirNav Indonesia Bebaskan Biaya Tambahan Jam Operasional Penerbangan

Menjelang perayaan Idul Fitri 1446 H, AirNav Indonesia memproyeksikan peningkatan signifikan dalam lalu lintas penerbangan. Dibandingkan dengan periode mudik Lebaran tahun sebelumnya, diprediksi akan terjadi kenaikan sebesar 4% pada tahun 2025. Guna mengantisipasi lonjakan ini dan memastikan kelancaran arus mudik, AirNav Indonesia telah mengambil sejumlah langkah strategis.

  • Peningkatan Aktivitas Penerbangan: Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro, mengungkapkan bahwa pergerakan lalu lintas udara telah menunjukkan peningkatan sejak 21 Maret 2025, mencapai sekitar 1.000 pergerakan. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28 Maret, dengan potensi mencapai 1.200 hingga 1.300 pergerakan.

  • Extra Flight: Monitoring yang dilakukan di 46 bandara menunjukkan adanya pengajuan penerbangan tambahan (extra flight) dari berbagai maskapai. Jakarta mencatat 970 penerbangan tambahan, Medan hampir 400, Surabaya 500, Bandara Ahmad Yani Semarang hampir 150, dan Bali 304 penerbangan tambahan.

  • Koordinasi Intensif: AirNav Indonesia telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Otoritas Bandar Udara, maskapai penerbangan, operator bandara, BMKG, dan instansi terkait lainnya. Pertemuan koordinasi ini bertujuan untuk memastikan kesiapan dan kelancaran operasional selama periode angkutan Lebaran 2025.

  • Posko Siaga 24 Jam: AirNav Indonesia mengaktifkan posko siaga 24 jam di 60 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Langkah ini untuk memantau dan merespon dengan cepat setiap potensi gangguan yang mungkin terjadi.

  • Pembebasan Biaya Tambahan Jam Operasional: Sebagai bentuk dukungan terhadap kelancaran arus mudik, AirNav Indonesia membebaskan biaya tambahan (advance extent) bagi maskapai yang ingin beroperasi di luar jam operasional reguler. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan fleksibilitas bagi maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan dan mengakomodasi kebutuhan pemudik.

  • Mitigasi Risiko: AirNav Indonesia telah menyiapkan prosedur mitigasi untuk menghadapi berbagai potensi gangguan keselamatan penerbangan, termasuk erupsi gunung berapi, cuaca buruk, ancaman keamanan, pelepasan balon udara liar saat Syawalan, serangan burung (bird strike), serta disrupsi operasional di bandara maupun maskapai.

Dengan berbagai langkah antisipasi yang telah disiapkan, AirNav Indonesia berkomitmen untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kelancaran penerbangan selama periode mudik Lebaran 2025. Diharapkan, para pemudik dapat melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman, serta tiba di kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga tercinta.