Warga Bangladesh Didakwa Atas Dugaan Pelecehan Seksual Turis Taiwan di Hotel Kapsul Singapura

Dugaan Pelecehan Seksual Guncang Hotel Kapsul di Singapura

Seorang pria berkewarganegaraan Bangladesh berusia 41 tahun menghadapi tuntutan hukum atas dugaan tindak pidana pelecehan seksual terhadap seorang turis wanita asal Taiwan. Insiden ini dilaporkan terjadi di sebuah hotel kapsul yang terletak di kawasan Bugis, Singapura, dan telah memicu kecaman luas serta sorotan terhadap keamanan di tempat-tempat penginapan.

Kronologi Kejadian

Menurut laporan yang beredar, insiden ini terjadi pada tanggal 22 Maret sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Korban, seorang wanita Taiwan berusia 45 tahun, diduga menjadi sasaran tindakan pelecehan oleh pelaku. Berdasarkan lembar dakwaan, pria tersebut dituduh melakukan tindakan fisik yang tidak senonoh, termasuk mencium korban secara paksa dan menyentuh bagian tubuhnya seperti dada, paha, dan alat kelamin.

Korban menceritakan pengalamannya melalui platform media sosial Threads, meskipun unggahan tersebut kini tidak lagi dapat diakses publik. Dalam keterangannya, korban menjelaskan bahwa ia sedang berlibur di Singapura dan menginap di The Room @ Bugis, sebuah hotel kapsul yang berlokasi di Jalan Tan Quee Lan. Ia menuduh bahwa pelaku, yang merupakan staf hotel, mencoba menyeretnya ke tempat tidur setelah melakukan pelecehan. Korban juga mengklaim bahwa pelaku sempat memaksanya masuk ke sebuah kamar yang juga dihuni oleh tamu pria lain. Dengan sekuat tenaga, korban berhasil melarikan diri dan segera membersihkan diri karena merasa jijik.

Tindakan Hukum dan Dukungan

Korban melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian dengan harapan dapat mencegah pelaku melakukan tindakan serupa terhadap orang lain. Ia juga memuji respons cepat dan profesionalisme dari petugas kepolisian Singapura, terutama seorang polisi wanita yang fasih berbahasa Mandarin dan memberikan dukungan moral. Petugas tersebut menekankan pentingnya pelaporan segera dalam kasus pelecehan seksual untuk menjaga bukti-bukti penting, seperti DNA pelaku.

Polisi mengeluarkan kartu kasus kepada korban agar ia dapat mengajukan pengembalian dana dari Agoda, platform pemesanan hotel tempat ia melakukan reservasi, serta dari pihak hotel. Meskipun mengalami trauma dan kesulitan tidur, korban mengapresiasi bantuan kesehatan mental yang ditawarkan oleh pihak kepolisian Singapura.

Korban menyatakan kesiapannya untuk terbang bolak-balik antara Taiwan dan Singapura demi menghadiri proses pengadilan dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Ia juga menyayangkan respons Agoda yang dinilai kurang serius dalam menangani permintaan pengembalian dananya.

Respons Pihak Terkait

Pihak The Room @ Bugis telah mengonfirmasi bahwa pelaku telah dipecat segera setelah kejadian tersebut. Mereka juga menyatakan akan menghubungi korban untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.

Singapore Tourism Board (STB) juga telah mengetahui insiden ini, namun tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut karena kasus ini sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Daftar Poin Penting:

  • Tuduhan: Seorang pria Bangladesh didakwa atas dugaan pelecehan seksual terhadap turis Taiwan di hotel kapsul Singapura.
  • Lokasi: Insiden terjadi di The Room @ Bugis, Jalan Tan Quee Lan.
  • Korban: Turis wanita Taiwan berusia 45 tahun.
  • Pelaku: Staf hotel berusia 41 tahun berkewarganegaraan Bangladesh.
  • Tindakan: Pelaku diduga mencium korban secara paksa dan menyentuh bagian tubuhnya.
  • Respons: Korban melapor ke polisi dan mendapat dukungan. Pelaku dipecat oleh pihak hotel.
  • Proses Hukum: Kasus akan disidangkan di pengadilan Singapura.
  • Dukungan Korban: Pihak kepolisian dan hotel menawarkan bantuan kepada korban.
  • Agoda: Korban menyayangkan respons Agoda terkait permintaan pengembalian dana.
  • STB: Singapore Tourism Board telah mengetahui insiden ini.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan dan perlindungan bagi wisatawan, serta perlunya tindakan tegas terhadap pelaku pelecehan seksual. Proses hukum yang adil dan dukungan yang memadai bagi korban menjadi kunci dalam menangani kasus-kasus serupa di masa depan.