Dampak Bau Tak Sedap RDF Rorotan, KPAI Turun Tangan: Anak-anak Alami ISPA dan Pneumonia, Warga Desak Solusi Permanen
KPAI Investigasi Dampak Uji Coba RDF Rorotan Terhadap Kesehatan Anak
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan investigasi mendalam terkait laporan sejumlah anak yang mengalami masalah kesehatan, termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pneumonia, yang diduga akibat bau tak sedap dari fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan di Jakarta Utara. Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, terjun langsung ke lokasi terdampak untuk mengumpulkan informasi dan berdialog dengan warga.
"KPAI cukup prihatin dengan apa yang dialami warga, terutama bayi, balita, dan anak-anak. Para orang tua menyampaikan keluhan mereka, dilengkapi dengan bukti rekam medis," ujar Jasra, menggambarkan keprihatinannya setelah mendengar langsung dari warga di Komplek JGC, Cakung, Jakarta Timur dan Kampung Karang Tengah, Cilincing, Jakarta Utara.
Keluhan Warga: Batuk, Pilek, Mata Perih, hingga Pneumonia
Warga mengeluhkan bahwa anak-anak mereka mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti batuk, pilek, mata perih, dan demam berkepanjangan. Bahkan, beberapa anak didiagnosis menderita pneumonia. Pasangan suami istri berinisial A dan S membawa anak mereka yang berusia 2 tahun, menunjukkan hasil rekam medis yang menunjukkan anaknya menderita pneumonia disertai panas tinggi.
Ibu berinisial P, yang memiliki tiga anak kecil, melaporkan bahwa semua anaknya mengalami ISPA. Selain itu, P juga merawat mertuanya yang lanjut usia, yang juga mengalami gangguan pernapasan akibat bau menyengat tersebut. P mengaku sudah menutup semua celah di rumahnya, namun justru menyebabkan masalah kulit pada anak-anaknya akibat sirkulasi udara yang buruk.
Cerita pilu juga datang dari pria berinisial B, yang anaknya masih dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan. B hanya bisa menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui kondisi anaknya.
Bau Menyengat Tercium Hingga Masjid, Aktivitas Terganggu
Ibu berinisial I, yang rumahnya hanya berjarak 100 meter dari lokasi RDF Rorotan, mengeluhkan bahwa bau tak sedap sering tercium di dalam rumahnya. Bahkan, bau tersebut juga tercium di Masjid At Taqwa Rorotan, mengganggu aktivitas ibadah selama bulan Ramadan.
KPAI juga menerima video dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Rorotan yang menunjukkan anak-anak menutup hidung saat belajar di sekolah dan testimoni pelajar yang merasa tidak nyaman akibat bau tersebut.
Dampak Uji Coba RDF dan Harapan Warga
Jasra mengungkapkan bahwa seorang warga yang berprofesi sebagai dokter mengatakan bahwa debu-debu menempel pada buah durian yang dibuka di teras rumah, menunjukkan adanya abu yang diduga berasal dari pembakaran sampah. Warga berharap agar alat ukur kualitas udara yang mereka miliki, yang menunjukkan indikator warna oranye dan ungu, dapat dibandingkan dengan alat ukur kualitas udara yang dimiliki RDF.
Sejak uji coba RDF Rorotan dihentikan sementara, kondisi anak-anak yang terkena penyakit akibat bau tak sedap dilaporkan mulai membaik. Warga berharap agar RDF Rorotan diubah fungsinya atau dicarikan solusi permanen.
Pemerintah Berencana Mengoperasikan Kembali RDF Rorotan dengan Penambahan Fasilitas
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyatakan bahwa RDF Rorotan ditargetkan beroperasi kembali pada akhir Juli 2025 setelah penambahan beberapa fasilitas, termasuk deodorizer untuk menghilangkan bau.
Rangkuman Keluhan Warga:
- Anak-anak mengalami ISPA, pneumonia, batuk, pilek, mata perih, dan demam.
- Bau tak sedap mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk ibadah di masjid.
- Warga khawatir terhadap dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak-anak.
- Warga mendesak solusi permanen untuk mengatasi masalah bau.
KPAI berencana menyampaikan kondisi yang dialami warga kepada Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk mendapatkan perhatian dan penanganan yang lebih komprehensif.