Indonesia Lampaui Target Penurunan Emisi Karbon Sektor Energi di Tahun 2024
Indonesia Lampaui Target Penurunan Emisi Karbon Sektor Energi di Tahun 2024
Kabar baik datang dari sektor energi Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa realisasi penurunan emisi karbon di sektor energi pada tahun 2024 telah melampaui target yang ditetapkan. Pencapaian ini menjadi langkah maju yang signifikan dalam upaya mencapai visi net zero emission (NZE) pada tahun 2060.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, penurunan emisi karbon mencapai 147,61 juta ton karbon dioksida (CO2). Angka ini melampaui target yang ditetapkan, yaitu 142 juta ton CO2, dengan selisih 5,61 juta ton.
"Kita mampu mencapai penurunan emisi sebesar 147,61 juta ton, melampaui target tahunan yang sudah ditetapkan. Harapan kita juga hingga tahun 2030 nanti kita bisa tetap konsisten capaiannya," ujar Feby dalam acara Diseminasi dan Peluncuran Kajian Market Assessment of Indonesia's Renewable Energy Manufacturing Industry di Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Faktor Pendorong Penurunan Emisi
Beberapa faktor berkontribusi pada pencapaian positif ini, di antaranya:
- Efisiensi Energi: Upaya efisiensi energi berhasil menurunkan emisi sebesar 30,25 juta ton CO2.
- Penggunaan Bahan Bakar Rendah Karbon: Transisi ke bahan bakar rendah karbon berkontribusi pada penurunan emisi sebesar 15,18 juta ton CO2.
- Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT): Peningkatan pemanfaatan EBT menjadi kontributor terbesar, dengan penurunan emisi sebesar 74,73 juta ton CO2.
- Teknologi Rendah Emisi: Penerapan teknologi terbaru yang rendah emisi berhasil menurunkan emisi sebesar 15,16 juta ton CO2.
Target Dekarbonisasi Tahun 2030
Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon sektor energi hingga 358 juta ton pada tahun 2030. Untuk mencapai target ambisius ini, Kementerian ESDM menerapkan berbagai strategi, termasuk:
- Elektrifikasi Sektor Transportasi, Pertanian, dan Rumah Tangga: Mendorong penggunaan kendaraan listrik, peralatan pertanian berbasis listrik, dan kompor induksi.
- Pengembangan Energi Baru Terbarukan: Meningkatkan kapasitas pembangkit listrik dari sumber-sumber EBT seperti tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan bioenergi.
- Moratorium dan Pensiun Dini PLTU: Menghentikan pembangunan PLTU baru dan mempercepat pensiun PLTU yang sudah ada.
- Peningkatan Efisiensi Energi: Menerapkan standar efisiensi energi yang lebih ketat untuk peralatan dan bangunan.
Selain itu, Kementerian ESDM telah menyusun Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang mengedepankan pemanfaatan potensi EBT Indonesia yang mencapai lebih dari 3.600 gigawatt (GW).
Komitmen Indonesia dalam Pengurangan Emisi
Pencapaian ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi yang tertuang dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Indonesia menargetkan penurunan emisi secara total sebesar 32% atau 912 juta ton CO2 pada tahun 2030 dari baseline tanpa syarat (business as usual).