Dari Dapur Rumahan ke Pasar Global: Kisah Sukses Arini dengan Kue Kering Lebaran
Kisah Inspiratif Arini: Merintis Bisnis Kue Kering Rumahan yang Mendunia
Menjelang perayaan Idulfitri, aroma kue kering khas Lebaran seolah menjadi penanda datangnya hari kemenangan. Di balik aroma menggoda itu, tersimpan kisah-kisah inspiratif para pelaku usaha rumahan yang berjuang menghidupi tradisi kuliner ini. Salah satunya adalah Arini Ai Putri Diana (39), seorang ibu rumah tangga asal Kedungbatur, Pituruh, Purworejo, Jawa Tengah. Melalui brand Dapur Momi Ai, Arini berhasil membangun bisnis kue kering yang tidak hanya meramaikan pasar lokal, tetapi juga menembus pasar internasional.
Awal Mula yang Tak Terduga
Kisah sukses Arini dimulai pada tahun 2022, di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Kala itu, sang suami harus bekerja dari rumah (WFH), yang berdampak pada penurunan pendapatan keluarga. Kondisi ini mendorong Arini untuk mencari cara menambah pemasukan. Ide untuk berjualan kue kering muncul secara spontan. Pesanan pertama sebanyak 60 boks kue kering dikirim ke Jakarta, menjadi titik awal perjalanan bisnisnya.
"Awalnya coba-coba saja. Karena pemasukan keluarga berkurang, saya berpikir harus melakukan sesuatu," kenang Arini.
Eksperimen dan Dukungan Keluarga
Dengan tekad yang kuat, Arini mulai bereksperimen dengan berbagai resep kue kering. Ia belajar dari berbagai sumber, termasuk influencer di bidang bakery. Namun, prosesnya tidak selalu berjalan mulus. Kegagalan demi kegagalan sempat menghampirinya. Bahkan, nastar buatannya pernah berbentuk kerucut dan olesan kuning telurnya terkelupas saat dipanggang.
"Suami saya menjadi komentator utama. Kalau dia bilang enak, berarti resepnya sudah disetujui," ujar Arini sambil tersenyum.
Demi menghasilkan kue kering berkualitas, Arini tidak menyerah. Ia mengikuti kursus online dan akhirnya menemukan resep nastar yang pas dari ibu mertuanya. Resep inilah yang kemudian menjadi andalan Dapur Momi Ai.
Kualitas dan Inovasi sebagai Kunci Sukses
Setiap menjelang Idulfitri, Dapur Momi Ai kebanjiran pesanan. Arini mampu menjual hingga 200 toples kue kering dengan berbagai varian. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp22.000 untuk toples kecil ukuran 250 gram hingga Rp65.000 untuk nastar dalam toples 600 ml. Produk andalan lainnya adalah Florentine Cookies, yang dibanderol Rp80.000 per toples 600 ml.
Selain kue kering, Dapur Momi Ai juga menerima pesanan snack, nasi boks, nasi tumpeng, aneka kue, serta nasi berkat untuk acara selamatan. Diversifikasi produk ini membantu Arini memperluas jangkauan pasar.
Kualitas bahan baku menjadi prioritas utama Arini. Ia rela memesan bahan baku berkualitas dari luar daerah, seperti Magelang, demi menjaga cita rasa dan kualitas kue keringnya.
"Saya selalu menggunakan bahan baku berkualitas. Itu kunci utama agar pelanggan puas dan kembali memesan," tegas Arini.
Merambah Pasar Internasional
Berkat kerja keras dan ketekunannya, bisnis Arini semakin berkembang pesat. Pasar Dapur Momi Ai tidak hanya terbatas di Purworejo dan sekitarnya, tetapi juga merambah kota-kota besar seperti Jakarta dan Bekasi. Bahkan, kue kering buatannya pernah dibawa sebagai oleh-oleh ke Wina (Austria), Australia, dan Malaysia.
"Omzet saat Lebaran dari kue kering saja pernah mencapai Rp10 juta," ungkap Arini bangga.
Kisah sukses Arini dengan Dapur Momi Ai membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan inovasi, bisnis rumahan pun dapat meraih kesuksesan yang gemilang dan menembus pasar global. Ia berharap kisahnya dapat menginspirasi ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk berani memulai bisnis dan mengembangkan potensi diri.
Produk Dapur Momi Ai:
- Kue Kering Nastar
- Florentine Cookies
- Aneka Snack
- Nasi Box
- Nasi Tumpeng
- Aneka Kue
- Nasi Berkat