Misteri Inti Bumi: Sempat Terhenti, Kini Berbalik Arah, Apa Dampaknya?
Misteri Inti Bumi: Sempat Terhenti, Kini Berbalik Arah, Apa Dampaknya?
Inti bumi, bagian tersembunyi planet kita, menyimpan sejumlah misteri yang terus diungkap oleh para ilmuwan. Baru-baru ini, perhatian tertuju pada inti dalam bumi yang padat, setelah penelitian menunjukkan bahwa rotasinya sempat berhenti dan bahkan berbalik arah relatif terhadap permukaan bumi. Fenomena ini memicu pertanyaan besar tentang dampaknya terhadap planet kita, termasuk perubahan panjang hari dan medan magnet bumi.
Lokasi Inti Bumi
Untuk memahami fenomena ini, penting untuk mengetahui struktur interior bumi:
- Kerak Bumi: Lapisan terluar yang terus bergerak dan bergeser.
- Mantel Bumi: Lapisan di bawah kerak, terdiri dari massa batuan raksasa yang mengalir sangat lambat.
- Inti Luar Bumi: Lapisan cair yang terdiri dari logam cair. Arus logam cair inilah yang menghasilkan medan magnet bumi.
- Inti Dalam Bumi: Bola logam padat yang terletak di pusat bumi, di dalam inti luar yang cair.
Bukti Rotasi Inti Bumi Berhenti dan Berbalik Arah
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience pada Januari 2023, mengindikasikan bahwa inti dalam bumi mungkin telah berhenti berputar relatif terhadap mantel dan permukaan bumi. Lebih jauh lagi, arah rotasinya juga mengalami pembalikan. Para peneliti meyakini bahwa fenomena ini merupakan bagian dari siklus yang berlangsung sekitar 70 tahun dan berpotensi memengaruhi berbagai aspek bumi.
Xiaodong Song, ahli geofisika dari Peking University, menjelaskan bahwa inti bumi awalnya berputar lebih cepat dari permukaan bumi. Namun, sekitar tahun 2009, rotasinya hampir berhenti dan kini secara bertahap bergerak ke arah yang berlawanan.
Mekanisme di Balik Fenomena Ini
Inti dalam bumi yang padat dapat berputar di dalam inti luar yang cair karena didorong oleh torsi magnetik yang dihasilkan oleh inti luar. Selain itu, tarikan gravitasi dari mantel bumi juga dapat berperan sebagai rem yang memengaruhi rotasi inti dalam bumi, menyebabkan pembalikan arah atau osilasi.
Fluktuasi rotasi inti dalam bumi ini pertama kali tercatat pada tahun 1996. Saat itu, Paul Richards dan Xiaodong Song menemukan bahwa gelombang seismik dari gempa bumi membutuhkan waktu yang berbeda untuk melintasi inti bumi yang padat selama tiga dekade. Mereka menyimpulkan bahwa inti dalam bumi bergerak dengan kecepatan yang berbeda dari mantel dan kerak bumi.
Pada tahun 2009, Yi Yang dan Song menemukan bahwa perbedaan waktu tempuh rotasi ini menghilang, menunjukkan bahwa inti dalam bumi telah berhenti berputar terhadap mantel dan kerak bumi. Setelah tahun 2009, perbedaan ini muncul kembali, tetapi dengan arah putaran yang berlawanan.
Siklus 70 Tahunan dan Dampaknya
Song dan Yang berpendapat bahwa pembalikan rotasi ini mungkin terjadi setiap 35 tahun, dan kembali ke arah semula setiap 70 tahun. Mereka mendasarkan argumen ini pada catatan gempa bumi di Alaska sejak tahun 1964, yang menunjukkan bahwa pembalikan rotasi juga sempat terjadi pada awal 1970-an.
Jika benar, siklus 70 tahunan ini dapat menjelaskan variasi panjang hari di bumi dan perilaku medan magnet bumi yang terjadi setiap 60-70 tahun. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hipotesis ini dan memahami sepenuhnya dampak dari fenomena kompleks ini terhadap planet kita.