BMKG Peringatkan Puncak Musim Hujan Ekstrem Maret 2025: Waspada Banjir dan Longsor
BMKG Peringatkan Puncak Musim Hujan Ekstrem Maret 2025: Waspada Banjir dan Longsor
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang akan melanda Indonesia pada bulan Maret 2025. Analisis BMKG menunjukkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada dasarian kedua bulan Maret, tepatnya antara tanggal 11 hingga 20 Maret. Peringatan ini dikeluarkan menyusul sejumlah kejadian bencana hidrometeorologi yang telah terjadi di wilayah Jabodetabek, seperti banjir, putusnya jembatan, dan tanah longsor yang dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan dalam rapat koordinasi daring bersama pihak terkait, bahwa prediksi menunjukkan curah hujan ekstrem dengan akumulasi mencapai 300 mm dalam 10 hari di beberapa wilayah. Wilayah dengan potensi hujan tinggi ditandai dengan warna hijau tua pada peta prakiraan cuaca BMKG. Wilayah lain dengan potensi hujan sedang (100 mm dalam 10 hari) juga perlu diwaspadai, khususnya karena potensi hujan ekstrem di wilayah sekitarnya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa potensi hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan berlangsung hingga 11 Maret 2025, terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan Kepulauan Papua. Beberapa faktor atmosferik, seperti gelombang Rossby Ekuatorial, Kelvin, dan Low Frequency, diprediksi tetap aktif di beberapa wilayah, memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan. BMKG juga mendeteksi adanya daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sejumlah wilayah, yang berpotensi meningkatkan curah hujan dan berdampak pada aktivitas masyarakat pesisir dan maritim.
Analisis labilitas lokal menunjukkan potensi signifikan perkembangan awan konvektif di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan hampir seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Hal ini mengindikasikan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, dan banjir di daerah rawan.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem ini. Pemantauan cuaca secara berkala melalui berbagai kanal informasi BMKG sangat dianjurkan. Selain itu, BMKG juga mengingatkan bahwa fenomena La Nina lemah yang diperkirakan berlangsung hingga Mei 2025 turut berkontribusi terhadap peningkatan intensitas hujan pada Maret-April 2025. Masa pancaroba, yang merupakan transisi dari musim hujan ke musim kemarau, juga berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat dengan durasi singkat, petir, angin kencang, angin puting beliung, dan hujan es.
BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi ini. Koordinasi dan kolaborasi antar instansi terkait sangat krusial untuk meminimalisir dampak negatif dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi resmi dari BMKG dan instansi terkait untuk memastikan keselamatan dan mengurangi risiko bencana.
Berikut beberapa wilayah yang perlu mewaspadai potensi hujan ekstrem:
- Jabodetabek
- Indonesia bagian barat
- Kepulauan Papua
- Sumatera (sebagian besar)
- Jawa bagian barat
- Kalimantan
- Sulawesi
- Maluku Utara
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Sumatera Selatan
- Jambi
- Bengkulu
- Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- NTT
- Hampir seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua