Singapura Waspadai Lonjakan Kasus Ginjal Kronis: Ancaman 'Tsunami' Kesehatan pada 2035

Singapura Hadapi Krisis Ginjal: Proyeksi 900 Ribu Kasus Penyakit Ginjal Kronis pada 2035

Singapura dihadapkan pada tantangan kesehatan yang serius dengan peningkatan kasus penyakit ginjal kronis (PGK). Proyeksi yang mengkhawatirkan menunjukkan bahwa pada tahun 2035, jumlah kasus PGK di negara tersebut dapat mencapai 900 ribu. Peningkatan ini mendorong National Kidney Foundation (NKF) Singapura untuk mengambil langkah-langkah strategis guna memperlambat laju peningkatan kasus yang disebut sebagai 'tsunami ginjal'.

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka PGK di Singapura adalah diabetes. Data dari sistem data ginjal AS tahun 2023 menempatkan Singapura sebagai negara kedua dengan kasus gagal ginjal akibat diabetes, setelah Brunei. Kondisi ini menyoroti perlunya intervensi yang lebih efektif dalam pengelolaan diabetes untuk mencegah komplikasi ginjal.

"Kami ingin membalikkan keadaan, untuk melihat bagaimana kami dapat memperlambat tsunami ginjal, dan bagaimana kami berencana untuk melakukannya adalah melalui peningkatan kesadaran, pencegahan, dan pendidikan," ujar Kepala NKF Singapura, Lang.

Kisah Nyata: Deteksi Dini dan Perubahan Gaya Hidup

Tam Hon Yuen, seorang manajer penerbangan berusia hampir 60 tahun, mengalami gejala tidak biasa seperti sesak napas dan kelelahan saat berada di Manchester, Inggris. Padahal, sebelumnya ia dikenal aktif dan jarang sakit. Setelah kembali ke Singapura dan menjalani pemeriksaan, Tam didiagnosis dengan PGK stadium tiga. Kasusnya menjadi contoh pentingnya deteksi dini dan perubahan gaya hidup untuk mengelola penyakit ginjal.

"Fungsi ginjal biasanya mencapai puncaknya pada usia sekitar 40 tahun dan selanjutnya mengalami penurunan yang sangat bertahap pada orang dewasa yang menua normal," kata Dr. Kwek dari RS pusat dialisis Singapura.

Faktor Risiko dan Pentingnya Skrining

Selain diabetes, faktor risiko PGK lainnya meliputi obesitas, penyakit jantung, riwayat keluarga dengan PGK, dan tekanan darah tinggi. PGK sering disebut sebagai 'silent killer' karena gejalanya berkembang perlahan dan seringkali tidak terdeteksi sampai kerusakan ginjal sudah parah.

Gejala PGK stadium lanjut meliputi:

  • Kelelahan
  • Tidak nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Kulit gatal
  • Kaki atau pergelangan kaki bengkak

Namun, gejala-gejala ini tidak selalu spesifik dan bisa disebabkan oleh kondisi lain. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting. Pasien dengan diabetes dan/atau hipertensi disarankan untuk menjalani skrining PGK setiap tahun oleh dokter perawatan kesehatan primer.

Strategi Pencegahan dan Penanganan

Untuk mengatasi ancaman 'tsunami ginjal', Singapura perlu fokus pada:

  • Peningkatan Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang faktor risiko, gejala, dan pentingnya deteksi dini PGK.
  • Pencegahan: Mendorong gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan diabetes serta tekanan darah tinggi yang efektif.
  • Deteksi Dini: Meningkatkan akses ke skrining PGK, terutama bagi individu dengan faktor risiko.
  • Manajemen Penyakit: Menyediakan perawatan yang komprehensif bagi pasien PGK, termasuk dialisis dan transplantasi ginjal.

Dengan tindakan yang komprehensif dan terkoordinasi, Singapura berharap dapat memperlambat laju peningkatan kasus PGK dan melindungi kesehatan warganya.