Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Erupsi Tujuh Kali dalam Sehari

Gunung Semeru Kembali Menggeliat: Tujuh Erupsi Terjadi dalam Sehari

Lumajang, Jawa Timur - Gunung Semeru, gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada hari Rabu, 26 Maret 2025. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat setidaknya tujuh kali erupsi terjadi dalam rentang waktu antara pukul 00.00 hingga 11.30 WIB.

Dari tujuh erupsi tersebut, empat di antaranya berhasil teramati secara visual. Erupsi pertama yang terpantau terjadi pada pukul 04.20 WIB, diikuti erupsi kedua pada pukul 05.36 WIB. Kedua erupsi ini menghasilkan kolom abu vulkanik dengan intensitas tebal yang membumbung setinggi sekitar 300 meter di atas puncak kawah, mengarah ke arah timur laut.

Erupsi berikutnya terjadi pada pukul 07.02 WIB. Erupsi ini menghasilkan asap tebal yang mencapai ketinggian 600 meter di atas puncak, bergerak ke arah utara. Erupsi keempat yang teramati terjadi pada pukul 07.33 WIB, menghasilkan kolom letusan dengan intensitas sedang setinggi 500 meter yang mengarah ke timur laut.

"Erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 26 Maret 2025 pukul 07.02 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 600 meter di atas puncak," ungkap Liswanto, petugas PPGA Semeru, dalam keterangan tertulis.

Status Waspada dan Imbauan Keselamatan

Sebelumnya, pada hari Selasa, 25 Maret 2025, PPGA Semeru mencatat 60 kali erupsi letusan dalam periode 24 jam. Namun, banyak dari erupsi tersebut tidak dapat diamati secara visual karena tertutup kabut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menjelaskan bahwa status aktivitas Gunung Semeru saat ini berada pada Level II atau Waspada. Meskipun demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas di zona berbahaya yang telah ditetapkan.

Masyarakat dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak. Di luar radius tersebut, aktivitas juga dilarang pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Kondisi cuaca di sekitar Gunung Semeru yang sering diguyur hujan lebat meningkatkan risiko banjir lahar.

"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," tegas Yudhi.

BPBD Lumajang terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari pemerintah daerah dan PVMBG, serta mematuhi semua imbauan keselamatan demi menghindari risiko yang tidak diinginkan.

  • Imbauan Utama:
    • Tidak beraktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
    • Tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
    • Waspada terhadap potensi APG, guguran lava, dan lahar.
    • Selalu pantau informasi resmi dari pemerintah daerah dan PVMBG.