Dari Teknisi EDC ke Agen BRILink: Kisah Saefi Menggerakkan Ekonomi Pulau Panggang
Jejak Langkah Saefi: Dari Teknisi Handal ke Penggerak Ekonomi Lokal di Pulau Panggang
Di tengah impian slow living yang kian populer di kalangan generasi muda, kisah Saefi, seorang mantan teknisi di Jakarta, menjadi inspirasi nyata. Meninggalkan hiruk pikuk ibu kota, Saefi kini menikmati hidup di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, sembari tetap produktif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Transformasi Profesi Berkat Sentuhan Keluarga dan Peluang BRI
Pengalaman Saefi sebagai technical support EDC (Electronic Data Capture) di berbagai bank terkemuka, baik BUMN maupun swasta, selama periode 2003-2013, menjadi modal berharga ketika ia memutuskan untuk mengikuti jejak keluarga. Setelah berhenti menjadi teknisi, ia meneruskan usaha toko kelontong milik mertuanya di Pulau Panggang.
"Dulu berhentinya ya karena mertua ada usaha sendiri di sini, jadi disuruh nerusin," ujar Saefi, menceritakan awal mula perjalanannya sebagai pengusaha di pulau tersebut. Toko kelontong Saefi menyediakan beragam kebutuhan sehari-hari warga Pulau Panggang, mulai dari alat tulis, produk perawatan diri, aksesoris, mi instan, hingga pulsa. Lokasinya yang strategis, tepat di depan dermaga, menjadikannya mudah diakses oleh siapa saja.
Titik balik dalam usaha Saefi terjadi ketika ia ditawari untuk menjadi agen BRILink pada tahun 2015, bersamaan dengan kedatangan Teras BRI Kapal ke Pulau Panggang. Berbekal pemahaman mendalam tentang mesin EDC, Saefi langsung tertarik dengan peluang ini. Ia melihat potensi besar dalam menyediakan layanan perbankan yang mudah diakses bagi warga pulau yang saat itu belum familiar dengan teknologi tersebut.
"Tertariknya ya karena kebutuhan orang sini buat ngirim (uang). Kalau dulu mau kirim uang kan harus nitip ke kapal, nggak canggih kayak sekarang bisa pakai macam-macam," kenang Saefi.
BRILink: Jembatan Penghubung Layanan Perbankan di Pulau Terpencil
Sebagai agen BRILink, Saefi memainkan peran penting dalam menyediakan akses layanan perbankan bagi masyarakat Pulau Panggang. Meskipun popularitas perbankan digital semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda, layanan agen BRILink tetap relevan bagi sebagian warga.
"Mereka juga merasa lebih aman transfer ke agen (daripada lewat handphone). Paling banyak transaksi belanja di toko online," jelas Saefi, menyoroti preferensi sebagian pelanggannya.
Banyak pelanggannya yang tidak memiliki kartu ATM sehingga tidak dapat melakukan penarikan tunai di ATM bank BUMD yang terletak di pulau tetangga, Pulau Pramuka. Toko Saefi menjadi solusi praktis, terutama saat periode gajian dan pencairan dana bantuan sosial seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) di awal bulan.
Tantangan dan Adaptasi di Era Digital
Meski menyediakan layanan tarik tunai, Saefi mengakui bahwa ketersediaan uang tunai yang terbatas kadang menjadi kendala. Warga pun harus menunggu kedatangan Teras BRI Kapal setiap hari Selasa. Namun, bagi sebagian orang, bertransaksi di toko Saefi lebih nyaman karena tidak perlu mengantri dan bisa sekaligus berbelanja.
Menyadari perubahan perilaku konsumen, Saefi juga beradaptasi dengan menyediakan layanan pembayaran menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Layanan ini semakin populer di kalangan generasi milenial dan Gen Z yang lebih memilih transaksi digital yang praktis.
"Lumayan ramai yang pakai QRIS, karena lebih simpel. Kadang mereka tanya, bisa pakai QRIS, nggak? Di sini ada QRIS," kata Saefi.
Kontribusi Nyata bagi Perekonomian Lokal
Dari usahanya sebagai agen BRILink, Saefi mampu memperoleh keuntungan antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari. Penghasilan ini tentu sangat berarti bagi perekonomian keluarganya dan juga memberikan kontribusi positif bagi perputaran uang di Pulau Panggang.
Saefi juga proaktif dalam meningkatkan pengetahuannya tentang layanan perbankan. Ia memanfaatkan kedatangan petugas Teras BRI Kapal untuk bertanya tentang nomor agen dan nomor merchant yang tercetak di struk mesin EDC. Ia juga antusias dengan perkembangan teknologi mesin EDC berbasis Android.
"Makanya ini saya juga nggak diajari, sudah bisa semua alatnya. Paling tanya sedikit kalau ada perbedaan, karena masing-masing bank bisa beda. (Untuk agen BRILink) katanya mau diganti mesin EDC touchscreen. Dia kayak handphone gitu, harus login dulu. Kalau mesin lama kan nggak, dinyalain udah langsung stand by," jelas Saefi.
BRILink: Pilar Penting Layanan Perbankan di Kepulauan Seribu
Mantri BRI di Kepulauan Seribu, Redi Framanto, menegaskan pentingnya peran agen BRILink bagi nasabah di wilayah tersebut. Mereka menjadi perpanjangan tangan BRI mengingat keterbatasan akses ke ATM dan kantor cabang. Teras BRI Kapal hanya beroperasi sekali seminggu di Pulau Panggang.
"Transaksi di sini memang kebanyakan menggunakan agen BRILink, karena kita datang seminggu sekali. Kalau agen BRILink ini bisa serial hari, 24 jam, tergantung agennya," ungkap Redi.
Data dari BRI KC Jelambar menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, agen BRILink di Kepulauan Seribu telah melayani 4.769 transaksi. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan agen BRILink sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
"Keberadaan agen BRILink ini sebagai bagian dari ekosistem layanan Teras BRI Kapal terus ditingkatkan untuk dapat melayani nasabah setiap waktu," kata Pimpinan Cabang BRI KC Jelambar, Adi Sujarwanto.
Kisah Saefi adalah contoh nyata bagaimana teknologi dan inovasi dapat menjangkau hingga pelosok negeri, memberikan kemudahan akses layanan perbankan, dan memberdayakan masyarakat lokal. Ia bukan hanya seorang agen BRILink, tetapi juga seorang penggerak ekonomi yang berkontribusi pada kemajuan Pulau Panggang.