Tren Frugal Living dan Faktor Penentu Potensi Penurunan Arus Mudik Lebaran 2025

Tren Frugal Living dan Faktor Penentu Potensi Penurunan Arus Mudik Lebaran 2025

Jakarta - Komisi V DPR RI memproyeksikan adanya potensi penurunan jumlah pemudik pada perayaan Idul Fitri 2025. Proyeksi ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk tren gaya hidup frugal living yang semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Wakil Ketua Komisi V DPR, Syaiful Huda, menyampaikan bahwa data pemudik tahun ini yang mencapai 146 juta jiwa telah menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 193 juta. Hal ini menjadi indikasi awal adanya perubahan perilaku masyarakat dalam melakukan perjalanan mudik.

"Saya melihat adanya potensi penurunan jumlah pemudik yang cukup signifikan. Data 146 juta pemudik merupakan data yang sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya kepada wartawan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Arus Mudik

Beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi potensi penurunan jumlah pemudik, antara lain:

  • Tren Frugal Living: Gaya hidup hemat dan bijak dalam mengelola keuangan ini mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pengeluaran, termasuk untuk biaya perjalanan mudik.

  • Work From Anywhere (WFA): Meskipun kebijakan WFA telah diterapkan, dampaknya terhadap penurunan jumlah pemudik belum signifikan karena mayoritas pelaksana WFA berasal dari kalangan ASN dan pegawai BUMN yang hanya menyumbang sekitar 30% dari total pemudik.

  • Keterlambatan Pembayaran THR: Keterlambatan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) oleh perusahaan swasta dapat menjadi faktor penghambat bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik.

Dampak Ekonomi dan Harapan akan Kelancaran Mudik

Fenomena frugal living mencerminkan adanya kehati-hatian dari masyarakat dalam membelanjakan uangnya di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti. Masyarakat cenderung memilih untuk menabung dan menunda pengeluaran besar, termasuk untuk perjalanan mudik.

Politisi PKB ini menambahkan, "Masyarakat lebih memilih untuk menahan diri dan menunggu perkembangan situasi ekonomi. Mereka mungkin memiliki opsi lain untuk bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman."

Kendati demikian, Syaiful Huda berharap agar pelaksanaan mudik Lebaran tahun ini dapat berjalan lancar dan pemerintah mampu mengakomodasi kebutuhan para pemudik dengan baik.

"Saya berharap pemerintah dapat mengantisipasi segala kemungkinan dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik," pungkasnya.