Antisipasi Kebakaran, Kendaraan Listrik di Kapal Ferry Akan Ditempatkan Dekat Pintu Evakuasi

Mitigasi Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Ferry Selama Mudik Lebaran 2025

Jakarta - Mengantisipasi potensi risiko kebakaran kendaraan listrik (EV) selama periode mudik Lebaran 2025, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (GAPASDAP) bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil langkah-langkah preventif yang signifikan. Salah satu strategi utama adalah penempatan khusus kendaraan listrik di area dekat pintu keluar kapal (ramp door) saat proses penyeberangan.

Khoiri Soetomo, Ketua Umum GAPASDAP, menjelaskan bahwa langkah ini diambil berdasarkan Kode International Maritime Dangerous Goods (IMDG) yang mengklasifikasikan baterai EV dalam kategori kelas 9, mengingat potensi risiko yang dapat ditimbulkannya selama perjalanan laut. Baterai berkapasitas tinggi pada kendaraan listrik mengandung material seperti lithium, nikel, kobalt, mangan, dan fosfat yang sulit dipadamkan jika terjadi kebakaran. Kendala ini mendorong perlunya protokol khusus untuk penanganan EV di atas kapal.

"Kendaraan listrik memiliki potensi bahaya kebakaran dan bahkan ledakan. Saat ini, teknologi pemadaman api yang efektif untuk mengatasi kebakaran pada kendaraan listrik masih belum tersedia secara luas," ujar Khoiri.

Strategi Penempatan dan Evakuasi

Guna meminimalkan risiko dan dampak jika terjadi insiden kebakaran, GAPASDAP dan Kemenhub sepakat untuk menempatkan kendaraan listrik di lokasi yang mudah diawasi. Lokasi ideal adalah dekat dengan ramp door kapal. Hal ini memungkinkan tindakan evakuasi cepat jika terjadi situasi darurat.

"Penempatan kendaraan listrik di area yang mudah diawasi sangat penting. Jika terjadi kebakaran, evakuasi dapat dilakukan dengan cepat dan efisien," jelas Khoiri.

Lebih lanjut, Khoiri menyampaikan bahwa dalam kondisi terburuk, jika kebakaran tidak dapat dikendalikan, kendaraan listrik tersebut akan dievakuasi dengan cara diceburkan ke laut. Tindakan ini diambil sebagai upaya terakhir untuk mencegah api menyebar dan membahayakan seluruh kapal dan penumpangnya.

"Betul, opsi terakhir adalah menceburkan kendaraan ke laut jika api tidak dapat dipadamkan. Saat ini, belum ada teknologi pemadam yang sepenuhnya efektif untuk kebakaran kendaraan listrik di lingkungan kapal," tegas Khoiri.

Implikasi dan Tantangan

Keputusan ini tentu menimbulkan berbagai implikasi dan tantangan. Keamanan dan keselamatan penumpang serta awak kapal menjadi prioritas utama. Namun, perlu dipertimbangkan pula dampak lingkungan dari penenggelaman kendaraan listrik ke laut, mengingat kandungan bahan kimia berbahaya dalam baterainya. Pengembangan teknologi pemadam api yang efektif untuk kendaraan listrik di lingkungan maritim menjadi sangat krusial untuk mengatasi masalah ini di masa depan.

Rincian tindakan pencegahan:

  • Penempatan kendaraan listrik di dekat pintu keluar (ramp door).
  • Pengawasan intensif terhadap kendaraan listrik selama penyeberangan.
  • Protokol evakuasi darurat yang jelas dan terkoordinasi.
  • Opsi terakhir: Penenggelaman kendaraan ke laut jika kebakaran tidak terkendali.