Gelombang Protes Melanda Gaza: Warga Sipil Serukan Penghentian Konflik dan Kritik Terhadap Hamas

Protes Anti-Hamas Pecah di Gaza: Seruan untuk Akhiri Perang Meningkat

Ratusan warga sipil Palestina turun ke jalan di Jalur Gaza utara, Selasa (25/3), menyuarakan aspirasi mereka untuk mengakhiri konflik berkepanjangan dengan Israel. Aksi demonstrasi ini juga diwarnai dengan teriakan slogan-slogan yang mengkritik keras pemerintahan Hamas.

Saksi mata melaporkan bahwa demonstran, yang didominasi oleh kaum pria, berkumpul di wilayah Beit Lahia, Gaza utara, seminggu setelah Israel meningkatkan serangan udara ke wilayah tersebut pasca-gencatan senjata yang berlangsung selama hampir dua bulan. Mereka meneriakkan yel-yel seperti "Hamas keluar!" dan "Hamas adalah teroris!", mencerminkan meningkatnya rasa frustrasi di kalangan masyarakat sipil.

Seruan dan Tanggapan

Melalui platform Telegram, seruan untuk melakukan aksi protes telah beredar luas. Seorang demonstran bernama Mohammed, yang enggan menyebutkan nama lengkapnya, menyatakan bahwa ia ikut serta dalam aksi tersebut untuk menyampaikan pesan bahwa rakyat sudah muak dengan perang. Ia juga mengklaim melihat anggota pasukan keamanan Hamas berpakaian preman membubarkan aksi protes tersebut.

"Saya tidak tahu siapa yang mengorganisir aksi protes itu," kata Mohammed.

Demonstran lain, Majdi, juga mengungkapkan kelelahan dan keputusasaan yang dirasakan oleh banyak warga Gaza. Ia mempertanyakan mengapa Hamas tidak menyerahkan kekuasaan jika hal itu dapat melindungi masyarakat.

"Jika Hamas melepaskan kekuasaan di Gaza adalah solusinya, mengapa Hamas tidak menyerahkan kekuasaan untuk melindungi masyarakat?" tanya Majdi.

Ketidakpastian dan Seruan Lanjutan

Pada Selasa malam, pesan-pesan anonim terus beredar melalui Telegram, menyerukan masyarakat untuk kembali turun ke jalan di berbagai wilayah Jalur Gaza pada hari berikutnya. Israel sendiri secara rutin menyerukan warga Gaza untuk memberontak terhadap Hamas, yang telah menguasai wilayah tersebut sejak 2007.

Namun, tingkat ketidakpuasan terhadap Hamas di Jalur Gaza sulit untuk diukur secara akurat. Survei terbaru yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina (PCPSR) pada bulan September lalu menunjukkan bahwa sekitar 35% warga Gaza menyatakan dukungan mereka terhadap Hamas, sementara 26% lainnya mendukung Fatah, rival utama Hamas.

Fatah, yang memimpin pemerintahan Otoritas Palestina di Tepi Barat, juga turut bersuara. Juru bicara Fatah di Gaza, Monther al-Hayek, pada Sabtu (22/3) lalu, menyerukan Hamas untuk "menyingkir dari pemerintahan" demi melindungi "eksistensi" warga Palestina di Jalur Gaza.

Implikasi dan Analisis

Munculnya protes anti-Hamas ini merupakan perkembangan signifikan yang menunjukkan meningkatnya tekanan dan frustrasi di kalangan warga sipil Gaza. Konflik berkepanjangan dengan Israel, ditambah dengan kondisi kehidupan yang sulit di bawah pemerintahan Hamas, telah mendorong banyak orang untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka.

Protes ini juga menyoroti dilema yang dihadapi oleh warga Gaza, yang terjebak di antara konflik Israel-Hamas dan kesulitan ekonomi. Seruan untuk mengakhiri perang dan menyerahkan kekuasaan kepada pihak lain mencerminkan keinginan untuk perdamaian, stabilitas, dan pemerintahan yang lebih baik.

Namun, tidak jelas apakah protes ini akan berlanjut dan apakah mereka akan mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap situasi politik di Gaza. Dukungan Hamas yang masih cukup besar, serta kompleksitas dinamika politik internal Palestina, akan menjadi faktor penting dalam menentukan masa depan Gaza.

Daftar Poin Penting:

  • Unjuk rasa besar di Gaza menyerukan diakhirinya perang dan mengkritik Hamas.
  • Demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas dan menyerukan agar Hamas melepaskan kekuasaan.
  • Seruan untuk protes disebarkan melalui Telegram, meskipun identitas penyelenggara tidak jelas.
  • Pasukan keamanan Hamas dilaporkan membubarkan aksi protes.
  • Survei menunjukkan bahwa dukungan terhadap Hamas di Gaza masih signifikan, tetapi ada juga dukungan yang cukup besar untuk Fatah.
  • Fatah menyerukan Hamas untuk mengundurkan diri dari pemerintahan.
  • Protes ini mencerminkan meningkatnya frustrasi dan tekanan di kalangan warga sipil Gaza.