InJourney Optimistis Kebijakan Efisiensi Pemerintah Dorong Pertumbuhan Sektor Pariwisata Domestik
InJourney Lihat Kebijakan Efisiensi Pemerintah Sebagai Momentum Pacu Pariwisata Domestik
Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah sejak awal tahun 2025, diyakini InJourney justru menjadi peluang emas untuk memacu pertumbuhan sektor pariwisata domestik. Alih-alih terpukul, InJourney melihat adanya potensi pergeseran preferensi masyarakat untuk berlibur di dalam negeri.
Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/3/2025), mengungkapkan keyakinannya bahwa destinasi wisata Indonesia yang kaya dan beragam, seperti Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, Yogyakarta, dan Bali, mampu menarik minat wisatawan domestik. Dengan berkurangnya perjalanan ke luar negeri, diharapkan terjadi peningkatan signifikan pada angka belanja wisatawan di dalam negeri, yang pada akhirnya akan menghidupkan perekonomian daerah.
"Kita mendorong masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri. Kita punya destinasi yang luar biasa indah. Diharapkan kita bisa meningkatkan pendapatan dari industri perhotelan," ujar Christine.
InJourney juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam ekosistem pariwisata. Kerjasama dengan agen perjalanan melalui bundling promo, serta penyelenggaraan event bersama, diharapkan dapat menciptakan daya tarik yang lebih besar bagi wisatawan.
"Intinya adalah bagaimana kita creating traffic sebanyak-banyaknya masuk ke Indonesia, dan meningkatkan jumlah spending nya. Jadi tidak cuma stay saja, tapi juga spending," jelasnya.
Strategi InJourney Tingkatkan Daya Saing
Marketing Group Head InJourney, Retna Murti Asmoro, menambahkan bahwa kebijakan efisiensi ini memaksa InJourney untuk lebih mandiri dan tidak lagi bergantung pada dana dari BUMN atau kementerian. Hal ini justru menjadi peluang untuk menjalin kerjasama yang lebih luas dengan sektor swasta dan membidik pasar internasional.
"Kalau zaman dulu, mungkin kita lebih banyak complacent, nanti juga datang dari kementerian, akan menginap di InJourney. Nah sekarang ini kita tidak bisa tinggal diam, justru harus lebih giat lagi InJourney dan juga InJourney Hospitality untuk bisa merambah industri-industri swasta," kata Retna.
InJourney menyadari perlunya diversifikasi sumber pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada instansi pemerintah. Dengan demikian, InJourney dapat meningkatkan daya saing dan berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Latar Belakang Kebijakan Efisiensi Pemerintah
Sebagai informasi tambahan, pemerintah telah melakukan efisiensi belanja secara besar-besaran yang mencapai Rp 306 triliun. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya relokasi anggaran negara ke program-program yang lebih prioritas dan berdampak signifikan bagi masyarakat. Efisiensi ini didasarkan pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kesimpulan
Kebijakan efisiensi pemerintah, meskipun awalnya dikhawatirkan berdampak negatif, justru dilihat InJourney sebagai momentum untuk berinovasi dan meningkatkan daya saing sektor pariwisata domestik. Dengan strategi yang tepat, kolaborasi yang kuat, dan pemanfaatan potensi wisata yang dimiliki Indonesia, InJourney optimis dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara.
Dampak Positif yang Diharapkan dari Kebijakan Efisiensi:
- Peningkatan jumlah wisatawan domestik.
- Kenaikan angka belanja wisatawan di dalam negeri.
- Pertumbuhan ekonomi daerah.
- Penguatan daya saing sektor pariwisata Indonesia.
- Berkurangnya ketergantungan pada anggaran pemerintah.
Strategi Utama InJourney:
- Promosi destinasi wisata domestik yang gencar.
- Kerjasama dengan agen perjalanan dan stakeholder lainnya.
- Penyelenggaraan event menarik.
- Diversifikasi sumber pendapatan.
- Ekspansi ke pasar internasional.