Antisipasi Kemacetan Mudik, Pemprov Jabar Gandeng BMKG Modifikasi Cuaca Hingga Malam Takbiran
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengambil langkah antisipatif untuk kelancaran arus mudik Lebaran 2025. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk melaksanakan modifikasi cuaca. Operasi modifikasi cuaca ini direncanakan berlangsung mulai Kamis, 27 Maret 2025, hingga malam Takbiran, 30 Maret 2025.
Awalnya, permintaan modifikasi cuaca hanya diajukan untuk satu hari, yakni Jumat, 28 Maret 2025. Namun, setelah mempertimbangkan berbagai faktor, Dedi Mulyadi memutuskan untuk memperpanjang operasi modifikasi cuaca hingga malam Takbiran. Hal ini diungkapkan Dedi Mulyadi dalam sebuah video yang diunggah di media sosial dan telah dikonfirmasi oleh berbagai sumber.
"Pertimbangan utama adalah antisipasi. Saya sudah meminta tiga kali modifikasi cuaca. Jadi, mulai besok sampai malam Takbiran, kita akan lakukan itu," ujar Dedi Mulyadi.
Menurut Dedi Mulyadi, meskipun petugas kepolisian dan dinas perhubungan telah bekerja keras merekayasa lalu lintas, hujan deras tetap menjadi faktor penghambat yang signifikan. Kondisi cuaca buruk dapat menyebabkan kemacetan parah dan membahayakan keselamatan para pemudik.
"Kasihan petugas dalam keadaan hujan, harus hujan-hujanan semalaman untuk mengatur lalu lintas. Ini jadi problem utama, sehingga pawang hujan melalui BMKG ini adalah bagian dari upaya memperlancar arus mudik," jelasnya.
Selain upaya modifikasi cuaca, Pemprov Jabar juga memberikan stimulus kepada para pekerja sektor informal yang berada di jalur mudik, seperti kusir delman, sopir angkot, tukang becak, dan pengemudi ojek. Stimulus ini berupa pembebasan dari pekerjaan untuk sementara waktu, namun tetap menerima upah.
"Seperti jalur Cirebon, Garut, area Subang," kata Dedi.
Program stimulus ini juga akan diterapkan pada arus balik atau pasca Lebaran, dengan fokus pada wilayah Cianjur dan Bogor. Tujuannya adalah untuk mencegah kemacetan parah di kawasan Puncak.
"Kita enggak mau lagi di puncak ada horror (macet parah)," jelas dia.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi juga mengimbau kepada media massa untuk menyajikan informasi yang akurat dan sesuai dengan fakta di lapangan terkait kondisi arus mudik. Ia berharap, jika arus lalu lintas lancar, media dapat memberitakan hal tersebut tanpa memberikan interpretasi yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Jangan sampai nanti arusnya lancar dibilang mudik ini turun, ekonominya lagi lesu. Jangan gitu. Lancar katakan lancar, kalau macet kita upayakan tidak macet," ujar Dedi.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pemerintah daerah telah mempersiapkan seluruh infrastruktur pendukung jalan, tim kesehatan, dan dukungan dari masyarakat untuk memastikan kelancaran arus mudik.
"Bagi warga Jawa Barat sudah familiar dengan arus mudik," katanya.
Rincian Program Modifikasi Cuaca
- Waktu Pelaksanaan: 27-30 Maret 2025 (Kamis - Malam Takbiran)
- Wilayah Target: Jalur-jalur mudik utama di Jawa Barat
- Tujuan: Mengurangi intensitas curah hujan dan mencegah terjadinya banjir atau genangan air yang dapat menghambat lalu lintas
Bentuk Stimulus Pekerja Sektor Informal
- Pembebasan dari pekerjaan sementara waktu
- Tetap menerima upah selama masa pembebasan
- Berlaku untuk kusir delman, sopir angkot, tukang becak, dan pengemudi ojek di jalur mudik
Imbauan Kepada Pemudik
- Memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima
- Beristirahat yang cukup selama perjalanan
- Mematuhi rambu lalu lintas dan arahan petugas
- Menggunakan aplikasi navigasi untuk memantau kondisi lalu lintas terkini
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Pemprov Jabar berharap arus mudik dan balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.