Ben Affleck Ungkap Pengalaman Pahit Perankan Batman: 'Kegagalan yang Signifikan'

Ben Affleck Ungkap Pengalaman Pahit Perankan Batman: 'Kegagalan yang Signifikan'

Aktor Ben Affleck kembali membuka diri tentang pengalamannya memerankan karakter ikonik Batman dalam film-film garapan Zack Snyder. Dalam wawancara terbarunya dengan majalah GQ, Affleck mengungkapkan bahwa peran tersebut menjadi salah satu pengalaman terburuk dalam karirnya.

Pernyataan ini bukan kali pertama dilontarkan Affleck. Pada tahun 2022 lalu, kepada LA Times, ia secara gamblang menyebut bahwa keterlibatannya sebagai superhero DC Universe tersebut merupakan pengalaman yang sangat mengecewakan. Affleck menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan pengalaman tersebut begitu menyiksa.

Salah satu alasan utama adalah hilangnya minat secara bertahap terhadap aspek-aspek yang semula menarik baginya dari karakter tersebut. Affleck merasa ada ketidakselarasan antara visinya dengan ekspektasi studio, yang berdampak negatif pada proses kreatifnya.

"Tentu saja saya tidak ingin mengulangi pengalaman seperti itu," ungkap Affleck kepada GQ. "Banyak ketidakselarasan agenda, pemahaman, harapan. Tapi omong-omong, saya juga tidak membawa sesuatu yang luar biasa saat itu. Saya punya kegagalan saya sendiri, kegagalan yang signifikan dalam proses itu, dan pada saat itu."

Affleck menekankan bahwa kegagalan tersebut dirasakannya secara pribadi sebagai seorang aktor. Ia merasa tidak mampu memberikan energi positif yang dibutuhkan untuk menghidupkan karakter Batman secara maksimal. Aktor peraih Oscar tersebut menggambarkan dirinya hanya datang, bekerja, dan pulang, tanpa memberikan kontribusi lebih.

"Saya tidak membawa masalah, tapi saya datang dan melakukan pekerjaan, lalu pulang. Kita harus melakukan sedikit lebih baik dari itu," tuturnya.

Setelah menyelesaikan proyek film-film Batman, Affleck memilih untuk fokus pada perusahaan produksinya, Artists Equity. Ia menyebut bisnis tersebut sebagai salah satu cara untuk melarikan diri dari bayang-bayang Batman. Affleck berambisi untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan harmonis bagi para pembuat film, aktor, dan studio.

"Saya ingin menyatukan kemitraan, pembuat film, pemain, dan perangkat studio yang selaras, di mana ketidakselarasan semacam itu tidak terjadi dan kita memiliki pengalaman kerja yang jauh lebih baik," tuturnya.

Meski mengakui adanya hari-hari yang berat selama memerankan Batman, Affleck sebenarnya menyukai pendekatan kreatif yang ia usung untuk menggambarkan Bruce Wayne sebagai sosok yang lebih tua dan terluka. Namun, studio akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah strategis untuk menarik penonton yang lebih muda.

Affleck mengilustrasikan perubahan arah ini dengan pengalamannya sendiri. "Film itu mulai terlalu tua bagi sebagian besar penonton. Bahkan anak saya sendiri saat itu terlalu takut buat menonton film itu. Jadi ketika saya melihatnya, saya seperti, 'Oh sial, kita punya masalah.'"

Affleck menyimpulkan bahwa perbedaan visi antara dirinya dan studio menjadi penyebab utama kegagalan proyek tersebut. "Kita punya dua entitas, dua orang yang benar-benar ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan itu adalah resep yang sangat buruk."