Keresahan Pengguna Pertamax di Ciamis: Antara Kepercayaan dan Keterbatasan Pilihan
Keresahan Pengguna Pertamax di Ciamis: Antara Kepercayaan dan Keterbatasan Pilihan
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjadi sorotan menyusul munculnya keresahan di kalangan masyarakat terkait kualitas Pertamax. Meskipun isu pengoplosan Pertamax dengan Pertalite beredar luas, sejumlah pengendara mengaku tetap menggunakan bahan bakar tersebut karena minimnya pilihan SPBU alternatif di wilayah tersebut. Kondisi ini memaksa mereka untuk terus bergantung pada Pertamax, kendati keraguan akan kualitasnya telah muncul.
Nova, seorang warga Sindangkasih, Ciamis, yang menggunakan Vespa matic, mengungkapkan dilema yang dihadapinya. “Tetap beli Pertamax meski sudah tidak percaya,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (5/3/2025). Ia menjelaskan bahwa anjuran dari diler untuk menggunakan bahan bakar beroktan tinggi demi menjaga performa mesin menjadi pertimbangan utama. “Kata diler harus pakai bensin oktan tinggi. Selain itu biar mesin terawat, awet,” imbuhnya. Ketiadaan SPBU swasta di daerahnya menjadi kendala utama, sehingga ia terpaksa terus membeli Pertamax meskipun isu pengoplosan tersebut meresahkan.
Kekecewaan juga dirasakan Cecep Dadang, pengguna Pertamax lainnya. Ia mengaku rutin membeli Pertamax senilai Rp 20.000 per hari, setara dengan sekitar 1,5 liter. Alasan kepraktisan menjadi pertimbangannya. “Beli Pertamax cepat, tidak antre,” tuturnya. Namun, setelah mengetahui dugaan pengoplosan, ia merasa dirugikan karena membayar lebih mahal namun kualitasnya diragukan. “Sama juga bohong, beli dengan harga lebih mahal, tapi ternyata dioplos sama Pertalite,” ujarnya dengan nada kecewa. Cecep yang awalnya konsisten menggunakan Pertamax untuk perawatan mesin motornya, kini mulai beralih ke Pertalite ketika stok Pertamax di SPBU habis. “Sekarang terkadang beli Pertalite,” akunya.
Kedua kasus tersebut merepresentasikan dilema yang dihadapi masyarakat di daerah dengan keterbatasan akses terhadap SPBU swasta. Minimnya pilihan bahan bakar memaksa mereka untuk tetap menggunakan Pertamax meskipun dibayangi keraguan akan kualitasnya. Kehadiran SPBU swasta di daerah bukan hanya sekadar pilihan, tetapi juga menjadi kebutuhan mendesak untuk memberikan alternatif dan meminimalisir keresahan masyarakat terkait kualitas bahan bakar yang beredar. Harapan akan hadirnya SPBU swasta di daerah-daerah terpencil pun menjadi suara lantang yang perlu didengarkan oleh para pemangku kepentingan. Kurangnya pilihan ini juga meningkatkan kerentanan konsumen terhadap praktik-praktik yang merugikan, seperti dugaan pengoplosan bahan bakar. Pemerintah dan pihak terkait perlu menjamin ketersediaan dan kualitas bahan bakar minyak di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang masih terpencil.
Hal ini menunjukan pentingnya pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terkait kualitas bahan bakar serta distribusi yang merata ke seluruh wilayah. Pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses yang sama terhadap bahan bakar berkualitas dengan harga yang terjangkau, serta perlindungan dari praktik-praktik yang merugikan konsumen.
Daftar SPBU swasta yang diharapkan hadir: * Shell * Dan lain sebagainya