Antisipasi Puncak Arus Mudik Lebaran 2025, Polri Siapkan Skema One Way Nasional

Polri Siapkan Skema One Way Nasional untuk Antisipasi Puncak Arus Mudik Lebaran 2025

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah mempersiapkan strategi komprehensif untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 28 Maret 2025. Guna memastikan kelancaran dan keselamatan para pemudik, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah menyiapkan berbagai skenario rekayasa lalu lintas, termasuk penerapan contraflow dan one way nasional.

Kapolri menegaskan bahwa inisiatif pemerintah seperti pemberian diskon tarif tol telah menunjukkan hasil positif dalam mengurai kepadatan lalu lintas sejak awal periode mudik. Hal ini memberikan keyakinan bahwa arus lalu lintas pada puncak mudik dapat dikelola dengan efektif.

"Kita harapkan ini juga bisa membantu mengurai puncak arus mudik yang nanti diperkirakan H-3 atau tanggal 28," ujar Kapolri usai meninjau Posko Terpadu Km 47 Tol Cikampek, Jawa Barat, pada Rabu (26/3/2025).

Berdasarkan laporan yang diterima dari Direktur Utama Jasa Marga, terjadi peningkatan volume kendaraan yang signifikan pada periode H-10 hingga H-6 Lebaran 2025. Kapolri menilai hal ini sebagai indikasi bahwa masyarakat memanfaatkan fasilitas dan insentif yang telah disediakan oleh pemerintah.

"Jadi tentunya saran kita, manfaatkan insentif dari pemerintah ini dengan sebaik-baiknya," imbau Kapolri.

Rekayasa Lalu Lintas Situasional

Korlantas Polri telah menyiapkan serangkaian rekayasa lalu lintas untuk menghadapi potensi kepadatan arus mudik di jalan tol, termasuk skema ganjil genap, contraflow, dan one way nasional. Pemberlakuan skema-skema ini akan bersifat situasional, menyesuaikan dengan kondisi kepadatan kendaraan di lapangan.

"Hari ini kita mulai akan memberlakukan rekayasa apakah itu contraflow yang dilaksanakan di Km 47-70 dan selanjutnya apabila memang dibutuhkan, kita juga persiapkan one way," jelas Kapolri.

Kapolri menjelaskan bahwa penerapan one way akan dilakukan jika kepadatan kendaraan pemudik telah melampaui ambang batas tertentu. Contraflow akan menjadi opsi pertama jika volume kendaraan masih di bawah 7.000 unit. Namun, jika volume kendaraan meningkat hingga di atas 8.000 unit, maka one way akan diberlakukan.

Penjelasan Kakorlantas tentang Penerapan One Way

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menambahkan bahwa penerapan contraflow dan one way didasarkan pada perhitungan traffic counting yang akurat selama periode arus mudik. Keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi dengan Direktur Utama PT Jasa Marga Subakti Syukur dan Direktur Operasi PT Jasa Marga Fitri Wiyanti di Jasa Marga Tollroad Command Center, Jatiasih, Jawa Barat, pada Selasa (25/3/2025) malam.

"Ketika nanti bangkitan arus cukup tinggi indikator-indikator daripada contraflow dan one way itu sudah jelas. Kalau contraflow radar yang di KM 50 itu sudah 5.500 (kendaraan) baru nanti dengan Pak Dirut (Jasa Marga) akan memberlakukan contraflow satu lajur," jelas Irjen Agus.

"Bila sudah 6.400 (kendaraan) satu jam berturut turut, radar di KM 50 kami akan berlakukan contraflow lajur 2, sampai ketiga 7.400 berturut-turut 1 jam," sambungnya.

Irjen Agus optimistis bahwa puncak arus mudik 2025 dapat diantisipasi dan dikelola dengan baik berkat berbagai kebijakan yang telah diterapkan pemerintah, seperti work from anywhere (WFA) bagi ASN dan pegawai BUMN, serta pembatasan kendaraan sumbu 3 atau lebih di jalan tol dan arteri.

"Jadi prediksi kapan akan diberlakukan One Way tentunya nanti kami dan pihak Jasa Marga melihat traffic counting yang update baru nanti kita simpulkan akan dilakukan one way nasional," pungkas Irjen Agus.

Dengan persiapan matang dan koordinasi yang baik antara Polri, Jasa Marga, dan pihak terkait lainnya, diharapkan arus mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh pemudik.