Kebijakan Energi AS di Bawah Trump: Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi di Atas Isu Perubahan Iklim
Kontroversi Perubahan Iklim: Pemerintah AS Era Trump Fokus pada Ekonomi
Menteri Energi Amerika Serikat, Chris Wright, membuka konferensi energi CERAWeek dengan pernyataan kontroversial yang menegaskan bahwa perubahan iklim adalah "efek samping dari pembangunan dunia modern." Pernyataan ini mengisyaratkan perubahan signifikan dalam kebijakan energi AS di bawah pemerintahan yang baru, yang tampaknya lebih memprioritaskan pertumbuhan ekonomi daripada mitigasi dampak perubahan iklim.
Wright menekankan peran vital minyak, gas, dan batu bara dalam menopang ekonomi global, dan memprediksi bahwa permintaan energi akan terus meningkat di masa depan. Dia juga mengkritik kebijakan iklim yang diterapkan oleh pemerintahan sebelumnya, dengan menyebutnya "obat yang lebih merusak daripada penyakitnya." Kritiknya secara khusus menargetkan upaya untuk memperluas penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, serta mendorong adopsi kendaraan listrik.
Perbandingan dengan Penelitian Terbaru
Kontras dengan pandangan Wright, sebuah studi terbaru dari National Bureau of Economic Research (NBER) mengungkapkan bahwa kerusakan ekonomi akibat pemanasan global dan perubahan iklim jauh lebih parah dari perkiraan sebelumnya. Studi tersebut memperkirakan bahwa kenaikan suhu 1 derajat Celsius dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sebesar 12 persen. Jika suhu terus meningkat hingga 3 derajat Celsius pada tahun 2100, output ekonomi global dapat merosot lebih dari 50 persen.
Dampak Ekonomi yang Mengkhawatirkan
Studi NBER menggambarkan dampak ekonomi perubahan iklim sebagai "setara dengan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh perang saudara." Kerugian ekonomi diperkirakan akan sangat besar sehingga pertumbuhan ekonomi akan terhambat secara signifikan. Akibatnya, masyarakat dunia mungkin akan menjadi jauh lebih miskin pada akhir abad ini dibandingkan jika tidak ada perubahan iklim.
Poin-Poin Kebijakan yang Dikritik Menteri Energi AS
Beberapa kebijakan yang menjadi sorotan Menteri Energi AS Chris Wright:
- Pengembangan Energi Terbarukan: Rencana ambisius untuk memperluas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dipandang sebagai investasi yang kurang efisien.
- Promosi Kendaraan Listrik: Insentif dan regulasi yang mendukung adopsi kendaraan listrik dianggap membebani industri otomotif dan konsumen.
Kesimpulan: Dua Pandangan yang Berbeda
Perbedaan pandangan yang tajam antara Menteri Energi AS dan temuan penelitian terbaru menyoroti kompleksitas dan kontroversi seputar perubahan iklim. Sementara pemerintahan AS tampaknya lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa dampak ekonomi jangka panjang dari perubahan iklim dapat sangat merugikan. Kebijakan energi AS di bawah pemerintahan yang baru akan menjadi penentu penting dalam upaya global untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.