BGN Berencana Terapkan Akreditasi Independen untuk Program Makan Bergizi Gratis
BGN Berencana Terapkan Akreditasi Independen untuk Program Makan Bergizi Gratis
Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mempersiapkan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Langkah tersebut berupa penerapan sistem akreditasi yang dilakukan oleh lembaga independen, bukan oleh BGN sendiri. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2025). Tujuan utama dari rencana ini adalah untuk menjamin kualitas dan mutu gizi makanan yang diberikan kepada para penerima manfaat program MBG.
Sistem akreditasi ini akan memberikan penilaian terhadap kualitas makanan yang disajikan, dengan tiga kategori peringkat: unggul, baik sekali, dan baik. Penerapan sistem akreditasi ini akan diimplementasikan setelah jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mencapai target 2.000 unit, yang diperkirakan akan tercapai pada bulan Agustus mendatang. Sebelum mencapai target tersebut, BGN akan fokus pada intervensi dan perluasan jangkauan program MBG hingga menjangkau 6 juta penerima manfaat. Setelah target tersebut tercapai, fokus akan beralih pada peningkatan kualitas melalui sistem akreditasi yang terstandarisasi dan transparan.
Keputusan BGN untuk melibatkan lembaga independen dalam proses akreditasi ini menunjukkan komitmen yang kuat terhadap transparansi dan akuntabilitas program MBG. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap kualitas makanan yang diberikan. Dengan adanya lembaga independen yang melakukan penilaian, diharapkan akan tercipta mekanisme pengawasan yang lebih objektif dan kredibel, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan memastikan bahwa program MBG benar-benar memberikan manfaat optimal bagi kesehatan dan gizi anak-anak Indonesia.
Rencana ini muncul sebagai respons terhadap beberapa laporan yang beredar di masyarakat mengenai kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG. Salah satu kasus yang viral di media sosial adalah temuan makanan yang belum matang, khususnya menu daging, di sebuah sekolah dasar di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Meskipun pihak pengelola dapur MBG di Sumba Timur telah memberikan klarifikasi bahwa makanan tersebut berasal dari kantin sekolah, bukan dari dapur MBG, BGN tetap berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh proses penyelenggaraan program MBG untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Evaluasi ini akan meliputi seluruh aspek, mulai dari pengadaan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi makanan kepada para penerima manfaat.
Dengan demikian, penerapan akreditasi independen ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas dan mutu Program MBG, serta memberikan jaminan kepada publik bahwa program ini berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu peningkatan gizi dan kesehatan anak-anak Indonesia. BGN berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas program MBG dan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan makanan bergizi yang sehat dan aman untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal.