Studi Ungkap Potensi Bahaya Mikroplastik pada Merek Teh Celup Populer di Indonesia

Ancaman Tersembunyi dalam Secangkir Teh: Mikroplastik Mengintai Kesehatan Konsumen

Konsumsi teh celup di Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat. Namun, di balik kenikmatan secangkir teh hangat, tersembunyi potensi ancaman kesehatan yang serius: mikroplastik. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Environment Science & Technology (2024) mengungkap bahwa masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi hingga 15 gram mikroplastik per kapita setiap bulannya, setara dengan tebal tiga kartu ATM. Ironisnya, sumber kontaminasi mikroplastik tidak hanya berasal dari kebiasaan penggunaan plastik sekali pakai, tetapi juga dari kantong teh celup yang sehari-hari kita konsumsi.

Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan (ECOTON) melakukan penelitian yang mengkhawatirkan terkait kandungan mikroplastik dalam berbagai merek teh celup populer di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur jumlah partikel mikroplastik yang terlepas dari kantong teh celup saat proses penyeduhan. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa merek teh celup tertentu melepaskan sejumlah besar mikroplastik ke dalam air seduhan, yang berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.

Metode Penelitian dan Hasil yang Mencengangkan

Penelitian ini menggunakan dua metode pengujian untuk mensimulasikan proses penyeduhan teh yang umum dilakukan masyarakat.

  • Pengujian Pertama: Kantong teh celup direndam dalam air bersuhu 95 derajat Celcius selama proses pemanasan.
  • Pengujian Kedua: Kantong teh celup dimasukkan ke dalam air panas (95 derajat Celcius) setelah proses pemanasan, kemudian diaduk selama 5 menit.

Hasil pengujian menunjukkan variasi jumlah mikroplastik yang terlepas dari setiap merek teh celup. Pada pengujian pertama, Teh Celup Sosro menjadi merek dengan pelepasan partikel mikroplastik fiber tertinggi, mencapai 1.093 partikel. Disusul oleh Teh Poci yang melepaskan 1.077 partikel mikroplastik saat dipanaskan. Sementara itu, pada pengujian kedua, Sari Murni melepaskan jumlah mikroplastik terbanyak, yakni 763 partikel. Sariwangi menyusul dengan jumlah yang tidak jauh berbeda, yakni 720 partikel, dan kemudian Teh Celup Sosro.

Berikut adalah daftar merek teh celup dan jumlah mikroplastik yang terlepas berdasarkan pengujian:

Merek Teh Celup Jumlah Mikroplastik (Pengujian 1) Jumlah Mikroplastik (Pengujian 2)
Teh Celup Sosro 1.093 Data tidak tersedia
Teh Poci 1.077 Data tidak tersedia
Sari Murni Data tidak tersedia 763
Sariwangi Data tidak tersedia 720
Tong Tji Data tidak tersedia Data tidak tersedia

Bahaya Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia

Rafika Aprilianti, seorang peneliti mikroplastik dari ECOTON, menjelaskan bahwa komposisi jenis plastik pada kantong teh celup sangat mempengaruhi jumlah mikroplastik yang terlepas. Kondisi panas, paparan sinar UV, dan gesekan selama proses penyeduhan dapat mempercepat pelepasan mikroplastik.

"Mikroplastik merupakan partikel asing bagi tubuh. Ketika masuk ke dalam tubuh, partikel ini dapat memicu berbagai dampak buruk bagi kesehatan, seperti inflamasi, gangguan hormon, bahkan kanker," ujar Rafika.

Partikel mikroplastik yang tertelan dapat terserap ke dalam saluran darah dan berpotensi menyebar ke berbagai organ vital, termasuk otot, hati, ginjal, jantung, dan bahkan otak. Karena sifatnya yang sulit terurai, mikroplastik cenderung bertahan dalam tubuh dan menumpuk seiring waktu (bioakumulatif). Keberadaan mikroplastik dalam tubuh dapat memicu peradangan, stres oksidatif, dan kerusakan sel. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, bahkan berujung pada kematian sel (apoptosis).

Rekomendasi untuk Konsumen dan Produsen

Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh mikroplastik, para ilmuwan mendesak produsen teh celup untuk mengkaji ulang penggunaan kantong teh berbahan plastik. Alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan adalah dengan menggunakan teh daun asli yang diseduh menggunakan saringan stainless steel, teko, atau french press.

"Di masa lalu, penyeduhan teh dilakukan secara lebih sederhana dan alami, tanpa menggunakan kantong teh berbahan plastik. Teh diseduh langsung dengan daun teh dalam teko atau cangkir. Selain lebih alami, cara ini juga lebih ramah lingkungan," tegasnya. Konsumen juga diimbau untuk lebih bijak dalam memilih produk teh dan mempertimbangkan alternatif yang lebih sehat dan berkelanjutan.