Perombakan Jajaran Komisaris BTN: Dirjen Pajak Suryo Utomo Pimpin Dewan Komisaris, Dividen Capai Rp751,83 Miliar
RUPS BTN 2025: Transformasi Kepemimpinan dan Pembagian Dividen
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari Rabu, 26 Maret 2025, di Menara BTN, Jakarta Pusat. Rapat ini menghasilkan sejumlah keputusan penting, menandai babak baru bagi bank yang fokus pada pembiayaan perumahan ini.
Keputusan Utama RUPST BTN 2025
RUPST BTN tahun ini menyetujui beberapa agenda krusial, yang meliputi:
- Pembagian Dividen: Pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 751,83 miliar, atau setara dengan Rp 53,57 per saham. Jumlah ini merepresentasikan 25% dari laba bersih tahun buku 2024, yang tercatat sebesar Rp 3 triliun. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan 14,1% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,5 triliun, BTN tetap berkomitmen untuk memberikan pengembalian yang optimal kepada para pemegang saham.
- Perubahan Susunan Pengurus: Salah satu sorotan utama RUPST adalah perombakan signifikan dalam jajaran komisaris dan direksi. Hakim Putratama, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operations and Customer Experience BTN, ditunjuk untuk menduduki posisi Direktur Operations di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Perombakan Jajaran Komisaris: Era Baru BTN
Perubahan paling mencolok terjadi pada susunan komisaris BTN. Suryo Utomo, Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang dikenal luas, ditunjuk sebagai Komisaris Utama BTN, menggantikan Chandra M. Hamzah. Penunjukan ini menandakan kepercayaan pemerintah terhadap kemampuan Suryo Utomo dalam memimpin dan mengawasi arah strategis BTN.
Selain itu, Dwi Ary Purnomo, Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan di Kementerian BUMN, menduduki posisi Wakil Komisaris Utama, menggantikan Iqbal Latanro. Fahri Hamzah, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, juga diangkat sebagai Komisaris BTN, menunjukkan sinergi antara BTN dan pemerintah dalam mendukung sektor perumahan.
Pietra Machreza Paloh, yang dikenal sebagai keponakan Surya Paloh, ditunjuk sebagai Komisaris Independen. Penunjukan ini dilengkapi dengan kehadiran Ida Nuryanti dan Panangian Simanungkalit, yang juga bergabung sebagai Komisaris Independen BTN. Ketiganya menggantikan Sentot A Sentauso, Adi Sulistyowati, dan Bambang Wiajanarko.
Dengan perampingan jumlah komisaris dari 9 menjadi 6 orang, BTN berharap dapat meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan dan memperkuat tata kelola perusahaan.
Perubahan susunan komisaris ini akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui proses Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Proses ini memastikan bahwa para komisaris yang baru ditunjuk memiliki kompetensi dan integritas yang memadai untuk mengemban tugas dan tanggung jawab mereka.
Optimisme Target Aset dan Kinerja Keuangan
BTN optimis dapat mencapai target aset sebesar Rp 500 triliun pada akhir tahun 2025. Keyakinan ini didasarkan pada pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang stabil dan berkelanjutan.
Sepanjang tahun 2024, BTN mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 357,97 triliun, meningkat 7,3% secara year-on-year (YoY). DPK juga mengalami peningkatan sebesar 9,1%, mencapai Rp 381,67 triliun.
Dengan strategi yang jelas dan implementasi yang efektif, BTN berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja keuangan, memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, dan memenuhi kebutuhan nasabah di seluruh Indonesia. Fokus pada transformasi digital dan ekspansi bisnis akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.