Mitos Hiu Bisu Terpatahkan: Ilmuwan Temukan Bukti Vokalisasi pada Hiu Rig
Penemuan Mengejutkan: Hiu Ternyata Tidak Sepenuhnya Bisu
Selama ini, dunia meyakini bahwa hiu adalah predator laut yang sunyi, mengandalkan siluman dan indra tajam untuk berburu dan menghindari bahaya. Namun, paradigma ini kini digugat oleh sebuah penelitian inovatif yang mengungkap bahwa setidaknya satu spesies hiu, yaitu hiu rig ( Mustelus lenticulatus ), mampu menghasilkan suara.
Temuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science, memberikan bukti pertama yang terdokumentasi tentang vokalisasi aktif pada hiu. Para ilmuwan merekam bunyi "klik" yang berbeda yang dihasilkan oleh hiu rig saat ditangani oleh peneliti di bawah air.
Detil Penemuan
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kelautan Leigh, Universitas Auckland, di mana sepuluh hiu rig muda secara tidak sengaja terekam mengeluarkan suara selama percobaan perilaku rutin. Suara-suara ini, yang digambarkan sebagai bunyi "klik", terdengar konsisten dan berulang pada beberapa individu hiu.
Carolin Nieder, penulis utama studi dan peneliti di Woods Hole Oceanographic Institution, menjelaskan bahwa bunyi klik tersebut kemungkinan merupakan respons terhadap stres atau mekanisme pertahanan diri. "Hiu memang memiliki sistem sensorik yang lebih canggih daripada pendengaran, seperti elektroreseptor, penciuman, dan kemampuan merasakan getaran dalam air," ujarnya. "Namun, asumsi bahwa suara sama sekali tidak penting mungkin tidak benar."
Mekanisme Produksi Suara
Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa setiap bunyi klik berlangsung sekitar 48 milidetik, dengan volume yang terkadang mencapai 155 desibel – setara dengan suara ledakan senapan. Sekitar tiga perempat bunyi klik adalah ledakan tunggal, sementara sisanya berupa bunyi klik ganda yang pendek. Menariknya, sekitar 70% bunyi klik disertai dengan gerakan tubuh yang tenang dan bergoyang, meskipun beberapa terjadi tanpa gerakan yang terlihat.
Meskipun mekanisme pasti produksi suara masih belum diketahui, para peneliti menduga bahwa bunyi klik tersebut berasal dari hiu yang mengatupkan giginya. Hiu rig memiliki gigi yang lebar dan tumpul yang tersusun dalam formasi seperti pelat yang rapat, ideal untuk menghancurkan mangsa bercangkang keras seperti kepiting. Para peneliti berteori bahwa "gigi trotoar" ini mungkin juga memiliki fungsi kedua, yaitu menghasilkan suara saat rahang mengatup.
Nieder menekankan bahwa tanpa pengamatan langsung pada rahang hiu selama produksi bunyi klik, mekanisme ini masih bersifat spekulatif. Pemindaian mikroCT dan rekonstruksi 3D hiu rig tidak mengungkapkan organ atau struktur penghasil suara yang jelas.
Fungsi Potensial Suara
Jangkauan pendengaran hiu rig sebagian besar berada di bawah 1 kilohertz, jauh lebih rendah daripada frekuensi bunyi klik yang mereka hasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi klik tersebut tidak mungkin dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan hiu lain.
Namun, beberapa predator hiu rig yang diketahui, seperti anjing laut berbulu Selandia Baru, sensitif terhadap frekuensi yang lebih tinggi dan mungkin terkejut atau bingung dengan bunyi klik yang tajam. Dengan demikian, bunyi klik yang keras dapat menjadi pengalih perhatian sesaat bagi hiu muda untuk melarikan diri saat mereka disergap oleh predator.
Analogi dapat ditarik dengan beberapa spesies ikan pari, kerabat dekat hiu, yang juga diketahui mengeluarkan bunyi klik saat diganggu oleh penyelam. Dalam kasus tersebut, bunyi klik dianggap sebagai sinyal peringatan atau panggilan darurat.
Implikasi Penelitian
Penelitian ini membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut tentang komunikasi akustik pada hiu. Nieder menyarankan bahwa penelitian di masa mendatang dapat menargetkan spesies hiu yang berkerabat dekat untuk menyelidiki apakah mereka juga mampu mengeluarkan suara, dan apakah mereka mengeluarkan suara sebagai respons terhadap stres.
Adrian Gutteridge, seorang ahli biologi hiu di IUCN Shark Specialist Group, menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk menentukan tujuan hiu berbunyi klik dan apa artinya. "Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu respons, semacam mengatakan, 'pergi,' atau apakah [itu] hanya sistem saraf mereka yang aktif yang kebetulan membuat gigi dan rahang mereka berbunyi klik," katanya.
Temuan ini menantang asumsi lama tentang perilaku hiu dan membuka jendela baru untuk memahami kompleksitas kehidupan laut. Studi lebih lanjut akan sangat penting untuk mengungkap mekanisme pasti produksi suara dan fungsi potensial dari vokalisasi ini dalam kehidupan hiu rig dan spesies hiu lainnya.