Sengketa Ormas dan Pengusaha di Bogor Berakhir dengan Kesepakatan Damai

Mediasi Sengketa Ormas dan Pengusaha di Bogor Hasilkan Kesepakatan Damai

Klapanunggal, Bogor - Perselisihan antara anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) dan seorang pengusaha di wilayah Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, telah menemukan titik terang. Setelah melalui proses mediasi yang difasilitasi oleh Kepala Desa Bojong, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara damai.

Kepala Desa Bojong, Ade Nurdiana, menginisiasi pertemuan antara perwakilan pengusaha dan ormas di kediamannya pada hari Rabu, 26 Maret 2025. Pertemuan ini bertujuan untuk menjernihkan duduk perkara dan mencari solusi yang konstruktif bagi kedua belah pihak.

"Saya mengundang kedua belah pihak ke rumah untuk mendengarkan langsung permasalahan yang terjadi. Tujuan utama saya adalah mendamaikan mereka jika memungkinkan," ujar Ade Nurdiana kepada awak media.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak diberi kesempatan untuk menyampaikan versi cerita masing-masing. Setelah mendengarkan dengan seksama, mediasi pun dilakukan hingga akhirnya tercapai kesepakatan damai.

"Alhamdulillah, kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Saya tidak ingin mengintervensi lebih jauh urusan pengusaha. Jika mereka ingin melanjutkan masalah ini ke jalur hukum, itu hak mereka. Namun, untuk saat ini, saya mengarahkan mereka untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan," jelas Ade.

Lebih lanjut, Ade Nurdiana menegaskan bahwa jika kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang, pihaknya tidak akan segan untuk menyerahkan penanganan perkara kepada pihak kepolisian.

"Untuk saat ini, saya mengarahkan mereka untuk berdamai. Namun, jika kejadian serupa terulang, saya akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menanganinya. Mereka bisa bermusyawarah di kantor polisi," tegasnya.

Duduk Perkara Perselisihan

Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan anggota ormas marah-marah kepada seorang pengusaha viral di media sosial. Ade Nurdiana kemudian menjelaskan akar permasalahan yang memicu insiden tersebut.

"Menurut keterangan kedua belah pihak, perselisihan ini bermula ketika anak dari salah satu anggota ormas tersebut melamar pekerjaan di perusahaan milik pengusaha tersebut, namun tidak diterima," ungkap Ade.

Selain itu, Ade menambahkan, ada ucapan dari pihak pengusaha yang menyinggung perasaan anggota ormas tersebut.

"Saya menanyakan langsung kepada kedua belah pihak mengenai penyebab terjadinya perselisihan. Ternyata, ada ucapan dari pihak pengusaha yang dianggap merendahkan ormas. Pengusaha tersebut diduga mengatakan bahwa semua ormas di wilayah tersebut hanya bisa meminta uang. Ucapan inilah yang memicu kemarahan anggota ormas tersebut," paparnya.

Ade Nurdiana mengaku menerima laporan mengenai kejadian ini segera setelah insiden terjadi. Ia kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan pihak-pihak terkait dan menanyakan langsung duduk perkaranya.

"Saya menerima laporan langsung dari Bhabinkamtibmas. Karena kebetulan saya sedang berada di rumah setelah pulang dari kantor, saya memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini di rumah," pungkasnya.

Dengan adanya kesepakatan damai ini, diharapkan hubungan antara ormas dan pengusaha di wilayah Klapanunggal, Bogor, dapat kembali harmonis dan kondusif.