Tradisi Lebaran di Ponorogo: Warga Serbu Pasar Legi Songgolangit untuk Persiapan Hari Raya
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Pasar Legi Songgolangit di Ponorogo, Jawa Timur, menjadi pusat perhatian warga. Tradisi berburu kue kering dan kebutuhan lebaran lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan menyambut hari kemenangan. Pasar ini dipenuhi oleh pembeli dari berbagai daerah, termasuk Ponorogo, Magetan, Madiun, Pacitan, hingga Trenggalek, yang ingin mendapatkan berbagai macam kue kering, permen, dan kebutuhan pokok lainnya.
Salah seorang warga, Lestari (30), terlihat sibuk memilih berbagai jenis kue kering untuk persiapan lebaran. Ia berencana membeli lebih dari 10 jenis kue, masing-masing seberat 0,5 kilogram. "Ini baru 10 jenis yang kami beli untuk lebaran. Masih banyak lagi yang mau kami beli," ujarnya saat ditemui di Pasar Legi Ponorogo.
Selain kue kering, permen juga menjadi incaran para pembeli. Lestari menambahkan bahwa permen banyak dibeli untuk anak-anak yang datang bersilaturahmi saat lebaran. "Mayoritas anak-anak kalau lebaran suka dengan kue kering, kerupuk sama permen seperti ini," imbuhnya.
Warga Ponorogo lainnya, Suprayitno, juga terlihat sibuk memilih kue kering. Ia mengaku memiliki tradisi berbagi kue kering dan jajanan kepada sanak saudara. Bahkan, ia rela mengeluarkan budget hingga Rp 15 juta untuk memborong berbagai jenis kue kering. "Satu jenis kue kering itu kami bisa beli 10-15 kilo. Ini tadi ada delapan jenis, tapi masih banyak lagi yang mau kami beli. Memang untuk dibagikan kepada sanak keluarga untuk persiapan kue lebaran," jelasnya.
Selain berbagi kue, Suprayitno juga memiliki tradisi berbagi minyak dan gula kepada tetangga dan saudara. Tradisi ini telah diwariskan sejak zaman nenek moyang mereka. "Ini kan tradisi baik, meski harga minyak goreng naik, gula naik kita tetap melaksanakan itu. Sejak nenek kami sudah ada tradisi seperti itu untuk menyambung silaturohim," ucapnya.
Tradisi membawa gula dan minyak goreng ini dilakukan saat lebaran, khususnya saat keluarga yang lebih muda mengunjungi orang tua dan saudara yang lebih tua. Tradisi ini disebut dengan "ujung". "Kalau orangtua masih ada biasanya ngumpul-nya di situ, tapi sebelumnya biasanya keluarga yang lebih muda akan berkunjung ke rumah saudara yang lebih tua dahulu, sambil membawa gula dan minyak goreng sambil meminta maaf," ujarnya.
Para pedagang di Pasar Legi Songgolangit merasakan dampak positif dari tradisi ini. Winda, salah satu pedagang kue kering, mengatakan bahwa penjualan kue kering meningkat drastis menjelang lebaran. Kue getas warna-warni menjadi salah satu yang paling diminati pembeli. "Paling ramai kalau jelang lebaran. Kalau omzet jualan kue kering kiloan bisa naik hingga lima kali lipat dibandingkan dengan hari biasa," ujarnya.
Pasar Legi Songgolangit sendiri merupakan pasar tradisional terbesar di Ponorogo yang menjadi pusat perekonomian masyarakat setempat dan daerah sekitarnya. Pasar ini buka sejak subuh hingga siang hari, dengan berbagai macam pedagang yang menjajakan hasil bumi, kebutuhan sandang, pangan, dan kebutuhan lainnya. Pasar ini memiliki sejarah panjang dan pernah mengalami kebakaran hebat pada tahun 2002 dan 2017. Saat ini, Pasar Legi Songgolangit telah dibangun kembali menjadi pasar modern empat lantai dengan fasilitas yang lebih lengkap.
Sejarah dan Asal Usul Nama Pasar Legi Songgolangit
Nama Pasar Legi Songgolangit diambil dari nama seorang putri dari Kerajaan Daha yang terkenal pada masanya. Putri Songgolangit menjadi bagian dari legenda Reog Ponorogo karena permintaannya kepada Klonosewandono, pangeran dari Kerajaan Bantarangin, untuk menciptakan hiburan yang belum pernah ada sebelumnya saat dilamar. Dari permintaan itulah kemudian lahir Reog Ponorogo.
Fasilitas Modern Pasar Legi Songgolangit
Saat ini Pasar Legi Songgo Langit memiliki luas 3,2 hektar dibangun lebih modern empat lantai dengan 2.497 los dan kios dengan fasilitas dua lift dan enam eskalator. Pasar Legi Songgolangit juga memiliki gedung parkir dua lantai dan memiliki fasilitas masjid berkapasitas 600 jemaah di lantai paling atas.