Gejolak Rupiah Sentuh Titik Nadir, Ancaman Krisis Mengintai? | BNI Angkat Alexandra Askandar Jadi Wadirut, RUPST BTN Bahas Perombakan Direksi

Guncangan Rupiah: Ujian Ketahanan Ekonomi di Tengah Bayang-Bayang Krisis?

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat mengalami tekanan hebat pada Selasa (25/3/2025), menembus level terendah sejak krisis moneter 1998. Mata uang Garuda sempat menyentuh angka Rp 16.640 per dolar AS sebelum akhirnya ditutup pada level Rp 16.611 per dolar AS, mencerminkan penurunan sebesar 0,27 persen atau 44 poin dari penutupan sebelumnya. Pelemahan ini memicu kekhawatiran akan potensi krisis ekonomi yang lebih dalam.

Dalam setahun terakhir, Rupiah telah terdepresiasi sebesar 4,79 persen. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah pelemahan Rupiah ini sekadar guncangan sesaat atau sinyal peringatan akan datangnya krisis yang lebih serius? Faktor-faktor seperti kebijakan moneter global, ketidakpastian ekonomi global, dan sentimen pasar dapat menjadi pemicu utama fluktuasi Rupiah. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dan menjaga kepercayaan investor.

Manuver Korporasi: Perombakan di BUMN Keuangan

Di tengah gejolak Rupiah, sektor keuangan Indonesia juga diwarnai dengan sejumlah berita penting terkait perombakan di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

  • RUPST BTN Bahas Perombakan Direksi: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (26/3/2025). Salah satu agenda utama dalam RUPST ini adalah perubahan susunan pengurus perseroan, termasuk anggota direksi dan dewan komisaris. Keputusan ini akan menentukan arah strategis BTN ke depan.
  • Alexandra Askandar Nakhoda Baru BNI: RUPST PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) secara resmi mengangkat Alexandra Askandar sebagai Wakil Direktur Utama BNI. Pengangkatan ini menyusul pemberhentian Alexandra dari jabatan yang sama di Bank Mandiri sehari sebelumnya. Sebelum menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar menduduki posisi Direktur Corporate Banking di Bank Mandiri, serta Direktur Hubungan Kelembagaan pada tahun 2018-2019. Pengalaman luas Alexandra diharapkan dapat memperkuat kepemimpinan BNI dalam menghadapi tantangan di sektor perbankan.

Kontroversi Danantara dan Jadwal Libur Bursa

Selain itu, sorotan juga tertuju pada pembentukan Danantara atau Daya Anagata Nusantara, sebuah badan pengelola investasi yang diumumkan oleh Roesan Perkasa Roeslani. Namun, pembentukan Danantara ini diwarnai kontroversi terkait susunan pengurus dan potensi konflik kepentingan. Di sisi lain, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menetapkan jadwal libur perdagangan saham selama 8 hari berturut-turut dalam rangka perayaan Lebaran dan Idul Fitri 2025, yang akan mempengaruhi aktivitas pasar modal.

Perkembangan-perkembangan ini menunjukkan dinamika yang kompleks di sektor keuangan Indonesia, mulai dari tekanan terhadap nilai tukar Rupiah hingga perubahan kepemimpinan di BUMN dan isu-isu terkait tata kelola investasi. Pemerintah, regulator, dan pelaku pasar perlu bekerja sama untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan di sektor keuangan demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.