Penyelidikan Kematian Mahasiswa UKI: Puluhan Adegan Direkonstruksi, Titik Terang Belum Ditemukan
Penyelidikan Intensif Kasus Kematian Mahasiswa UKI: Prarekonstruksi Ungkap Fakta Baru
Kasus kematian Kenzha Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), terus menjadi perhatian serius pihak kepolisian. Sebagai bagian dari upaya mengungkap penyebab pasti kematian korban, serangkaian prarekonstruksi telah dilakukan di lokasi kejadian, area taman kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, pada Rabu (26/3/2025).
Prarekonstruksi ini dipimpin langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, dan dihadiri oleh perwakilan pihak kampus UKI, keluarga korban, serta sejumlah saksi kunci. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan alat bukti yang kuat dan mengungkap secara jelas kronologi peristiwa yang menyebabkan kematian Kenzha.
Puluhan Adegan Diperagakan, Keterangan Saksi Bervariasi
Dalam prarekonstruksi tersebut, total 70 adegan diperagakan oleh para saksi. Adegan-adegan ini mencakup berbagai momen yang dianggap relevan dengan kejadian, berdasarkan keterangan yang telah diberikan sebelumnya. Kombes Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan bahwa meskipun secara penomoran terdapat 50 adegan, variasi adegan (A, B, C) membuat total adegan yang diperagakan mencapai sekitar 70 adegan.
Salah satu adegan yang menarik perhatian adalah momen ketika seorang saksi berinisial T mencoba untuk memukul seseorang, namun berhasil dicegah oleh petugas keamanan kampus. Adegan ini dianggap penting karena sesuai dengan keterangan yang telah diberikan saksi T saat proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Namun, di antara puluhan saksi yang telah diperiksa, terdapat satu saksi berinisial S yang memberikan keterangan berbeda. Saksi S menyatakan bahwa korban sempat dipukul di area pagar, sementara saksi-saksi lain tidak mengkonfirmasi kejadian tersebut. Perbedaan keterangan ini menjadi fokus pendalaman lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Belum Ada Bukti Pengeroyokan, Penyelidikan Berlanjut
Meski telah dilakukan prarekonstruksi dengan puluhan adegan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly menegaskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan bukti yang mengarah pada tindakan pengeroyokan terhadap korban. Pihak kepolisian berhati-hati dalam mengambil kesimpulan dan menghindari spekulasi yang tidak berdasar.
"Kita berbicara sesuai dengan data dan fakta, kita menghindari asumsi dan alibi. Karena kita penegak hukum, prinsipnya kita lebih baik melepaskan seribu orang yang bersalah daripada kita memasukkan atau menghukum satu orang yang tidak bersalah," tegas Kombes Nicolas.
Harapan Keluarga dan Pihak Kampus
Keluarga korban yang turut menyaksikan prarekonstruksi berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas dan keadilan dapat ditegakkan. Mereka berharap agar semua pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut dapat bertanggung jawab.
Wakil Rektor UKI Bidang Akademik dan Inovasi (WRAI), Hulman Panjaitan, juga menyampaikan harapan serupa. Pihak kampus berharap agar penyelidikan ini dapat memberikan titik terang atas peristiwa yang terjadi dan memberikan keadilan bagi keluarga korban serta seluruh sahabat almarhum.
Langkah Selanjutnya
Pihak kepolisian akan terus melakukan pendalaman terhadap keterangan saksi yang berbeda, serta mengumpulkan bukti-bukti lain yang dapat membantu mengungkap penyebab pasti kematian Kenzha Walewangko. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan intensif dan pihak kepolisian berkomitmen untuk mengungkap kebenaran di balik peristiwa tragis ini.
Poin-poin penting dari prarekonstruksi:
- Prarekonstruksi dilakukan di TKP dengan 70 adegan.
- Ada saksi yang melihat percobaan pemukulan oleh saksi lain.
- Saksi berinisial S memberikan keterangan berbeda terkait pemukulan korban di pagar.
- Polisi belum menemukan bukti pengeroyokan.
- Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap penyebab kematian korban.