Pengorbanan Demi Kampung Halaman: Yulianti Ikhlas Rugi Refund Tiket Bus demi Mudik Gratis Magelang

Antusiasme Warga Magelang Ikuti Program Mudik Gratis

Momen mudik Lebaran selalu menjadi saat yang dinantikan oleh jutaan masyarakat Indonesia. Kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman menjadi motivasi utama, tak terkecuali bagi Yulianti, seorang ibu yang rela berkorban demi bisa mudik gratis ke Magelang.

Yulianti, bersama suami dan kedua putrinya, memulai perjalanan mereka dari Cikarang pada dini hari. Keberangkatan pagi buta ini dilakukan untuk memastikan mereka tidak ketinggalan bus yang akan membawa mereka ke Kabupaten Magelang. Pengalaman tahun lalu, ketika mereka terpaksa merayakan Lebaran di Bekasi, menjadi pelajaran berharga. Tahun ini, Yulianti bertekad untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman suaminya, Andriyono, di Kecamatan Grabag, Magelang.

"Kami sampai TMII sekitar jam 06.30 WIB. Nggak tidur setelah sahur," ujar Yulianti, sesaat setelah tiba di Terminal Secang, Kabupaten Magelang, pada Rabu malam (26/3/2025).

Yulianti dan keluarganya adalah bagian dari ratusan pemudik yang memanfaatkan program mudik gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang. Tahun ini, pemerintah menyediakan lima bus, meningkat dari tiga bus pada tahun sebelumnya, masing-masing berkapasitas 50 penumpang. Bus-bus ini diberangkatkan dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, dan menempuh perjalanan sekitar 12 jam hingga tiba di Terminal Secang.

Kedatangan para pemudik disambut langsung oleh Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, dan Wakil Bupati, Sahid. Yulianti menceritakan bahwa perjalanan mudiknya berjalan lancar dan kedua anaknya yang masih kecil, berusia 7 dan 4 tahun, menikmati perjalanan tersebut.

Perjuangan Mendapatkan Kuota Mudik Gratis

Kisah Yulianti mendapatkan kuota mudik gratis ini cukup menarik. Awalnya, ia secara tidak sengaja melihat unggahan di media sosial Dinas Perhubungan Jawa Tengah mengenai program mudik gratis. Setelah memberikan komentar, ia menerima pesan langsung yang berisi informasi mengenai tata cara pendaftaran.

"Baru kali ini saya dapat ikut. Karena untuk dapat kuota empat penumpang susah," ungkapnya.

Sebagai antisipasi jika tidak mendapatkan kuota mudik gratis, Yulianti sebelumnya telah membeli empat tiket bus kelas ekonomi dengan harga Rp 390.000 per tiket. Artinya, ia harus mengeluarkan lebih dari Rp 1,5 juta untuk biaya transportasi pulang ke Grabag. Ketika akhirnya berhasil mendapatkan jatah mudik gratis, ia mengajukan pengembalian dana (refund) ke perusahaan otobus. Namun, proses refund tersebut tidak berjalan mulus.

"Dipotong Rp 500.000," keluhnya.

Meski harus kehilangan sebagian uangnya, Yulianti tetap merasa bersyukur karena bisa mudik gratis dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.

Permintaan Program Balik Gratis

Sekretaris Jenderal Paguyuban Wong Magelang, Marsahid, mengungkapkan bahwa masih banyak perantau asal Magelang yang belum mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program mudik gratis, terutama mereka yang bekerja di sektor informal.

"HP saya masih dihubungi terus oleh mereka," tuturnya.

Dalam acara penyambutan pemudik, Marsahid mengusulkan agar Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang juga memfasilitasi program balik gratis, yaitu memfasilitasi keberangkatan kembali ke wilayah Jabodetabek setelah Lebaran. Menanggapi usulan ini, Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, berjanji akan mempertimbangkannya untuk tahun depan.

"Kami koordinasikan dulu untuk tahun depan," ujar politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Kisah Yulianti menjadi cerminan betapa besar keinginan masyarakat untuk mudik dan berkumpul bersama keluarga di hari raya. Meskipun harus menghadapi berbagai kendala dan pengorbanan, semangat untuk merayakan Lebaran di kampung halaman tetap membara.

Program mudik gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang menjadi angin segar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Diharapkan, program ini dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang agar semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya.