Saham Teknologi Terpuruk, Wall Street Berakhir Negatif di Tengah Kekhawatiran Tarif Impor
Wall Street Tertekan: Saham Teknologi Jatuh, Tarif Impor Menghantui Pasar
New York, AS – Wall Street mengalami sesi perdagangan yang berat pada hari Rabu, dengan saham-saham teknologi menjadi pendorong utama penurunan. Indeks-indeks utama mencatatkan kerugian yang signifikan, diperparah oleh kekhawatiran baru terkait kebijakan tarif impor yang diusulkan oleh pemerintah AS.
Indeks S&P 500 merosot 1,12 persen, mencapai level 5.712,20. Dow Jones Industrial Average juga mengalami penurunan sebesar 132,71 poin, atau 0,31 persen, dan ditutup pada 42.454,79. Sementara itu, Nasdaq Composite, yang didominasi saham-saham teknologi, mencatat penurunan paling tajam, yakni 2,04 persen, dan berakhir pada 17.899,01. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kinerja buruk saham Nvidia, yang anjlok hampir 6 persen.
Sektor Teknologi Jadi Beban Utama
Sektor teknologi secara luas menjadi beban utama bagi pasar. Saham-saham raksasa teknologi seperti Meta Platforms dan Amazon masing-masing mengalami penurunan lebih dari 2 persen. Alphabet, perusahaan induk Google, juga tidak luput dari tekanan jual, dengan sahamnya terkoreksi lebih dari 3 persen. Selain itu, saham produsen kendaraan listrik, Tesla, juga mengalami penurunan signifikan, yakni lebih dari 5 persen. Penurunan ini mencerminkan sentimen negatif terhadap valuasi saham-saham teknologi yang sebelumnya telah melonjak tinggi.
Kekhawatiran Tarif Impor Membayangi Pasar
Tekanan terhadap pasar semakin meningkat setelah Gedung Putih mengindikasikan bahwa Presiden Donald Trump akan segera mengumumkan tarif baru terhadap impor mobil. Pengumuman ini memicu kekhawatiran akan perang dagang yang lebih luas dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global. Sebagai reaksi langsung, saham-saham produsen mobil seperti General Motors dan Stellantis mengalami penurunan lebih dari 3 persen.
Tindakan tarif ini diantisipasi sebagai bagian dari serangkaian pungutan tambahan yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang. Meskipun Presiden Trump sempat mengisyaratkan bahwa tarif yang akan datang mungkin lebih lunak dan cakupannya lebih sempit, ketidakpastian tetap membayangi pasar.
Dampak Kebijakan Perdagangan Proteksionis
Kekhawatiran atas dampak kebijakan perdagangan proteksionis telah menjadi perhatian utama bagi investor dalam beberapa waktu terakhir. Indeks S&P 500 bahkan sempat memasuki wilayah koreksi awal bulan ini, turun lebih dari 10 persen dari rekor tertinggi yang dicapai pada bulan Februari. Meskipun Wall Street sempat mencatat kinerja positif dalam beberapa sesi terakhir, dengan indeks S&P 500 membukukan kenaikan tiga hari berturut-turut, sentimen negatif kembali muncul akibat kekhawatiran tarif dan kinerja buruk sektor teknologi.
Berikut adalah rangkuman penurunan saham:
- Nvidia: Turun hampir 6%
- Meta Platforms: Turun lebih dari 2%
- Amazon: Turun lebih dari 2%
- Alphabet: Turun lebih dari 3%
- Tesla: Turun lebih dari 5%
- General Motors: Turun lebih dari 3%
- Stellantis: Turun lebih dari 3%
Investor akan terus memantau perkembangan kebijakan perdagangan dan kinerja sektor teknologi untuk mengukur arah pasar selanjutnya. Ketidakpastian global dan potensi dampak kebijakan proteksionis akan terus menjadi faktor penting yang memengaruhi sentimen investor.