Pesona Arsitektur Lima Masjid Bersejarah dan Modern di Kota Solo: Destinasi Ngabuburit Ramadan yang Menawan
Pesona Arsitektur Lima Masjid di Solo: Perpaduan Sejarah, Budaya, dan Modernitas
Ramadan di Kota Solo menawarkan pengalaman spiritual yang tak terlupakan, tak hanya melalui ibadah, namun juga eksplorasi arsitektur masjid-masjidnya yang unik dan megah. Berbagai gaya arsitektur, mulai dari sentuhan tradisional Jawa hingga sentuhan modern kontemporer, berpadu menciptakan keindahan visual yang memikat. Berikut lima masjid di Solo yang patut dikunjungi saat ngabuburit, menawarkan perpaduan harmonis antara nilai sejarah, kekayaan budaya, dan keindahan arsitektur:
1. Masjid Laweyan: Saksi Bisu Sejarah Islam di Solo
Berdiri megah di Jalan Liris I, Pajang, Kecamatan Laweyan, Masjid Laweyan bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga monumen sejarah yang menarik. Dibangun pada tahun 1564 di masa Kerajaan Pajang, masjid tertua di Solo ini juga dikenal dengan nama Masjid Ki Ageng Henis, mengingat keterkaitannya yang erat dengan tokoh penting penyebar agama Islam di wilayah tersebut. Arsitekturnya yang unik memadukan unsur budaya Hindu dan Jawa, dengan bangunan utama yang ditinggikan dua meter dari permukaan tanah. Tiga pintu lorong melambangkan rukun Islam: Islam, Iman, dan Ihsan. Atap berbentuk limas dan 12 pilar kayu jati menambah pesona estetika masjid bersejarah ini.
2. Masjid Agung Surakarta Kauman: Perpaduan Budaya Lokal dan Internasional
Terletak di Komplek Keraton Surakarta, Masjid Agung Surakarta Kauman yang dibangun pada masa pemerintahan Paku Buwono II dan dilanjutkan Paku Buwono III, merepresentasikan perpaduan apik antara budaya Jawa dan pengaruh arsitektur luar negeri. Desainnya terinspirasi oleh Masjid Agung Demak, namun juga memperlihatkan unsur-unsur yang unik. Atapnya yang bertingkat tiga melambangkan konsep Islam, Iman, dan Ihsan. Menara masjid yang terinspirasi dari Kutab Minar di New Delhi, India, serta gapura baru yang mengadopsi arsitektur Persia, mencerminkan pertukaran budaya dan pengaruh global dalam perkembangan arsitektur masjid di Indonesia.
3. Masjid Saminah Sihyadi: Inovasi Arsitektur Modern yang Menyejukkan
Masjid Saminah Sihyadi di Jalan Tirtonadi Nomor 9, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, menawarkan pendekatan arsitektur yang berbeda. Dibangun pada tahun 2023, masjid ini memiliki bentuk lingkaran unik dengan ornamen yang terinspirasi dari kulit buah salak. Keunikannya terletak pada desain tanpa kubah dan penggunaan material kayu yang dominan, menciptakan suasana natural dan sejuk. Kolam ikan yang mengelilingi masjid semakin memperkuat kesan alami dan menenangkan. Sistem ventilasi yang dirancang apik memastikan sirkulasi udara alami, sehingga masjid tetap nyaman meskipun tanpa pendingin ruangan.
4. Masjid Al Wustho Mangkunegaran: Perpaduan Gaya Jawa dan Eropa
Berlokasi di Jalan Kartini Nomor 3, Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Masjid Al Wustho Mangkunegaran yang dibangun pada tahun 1878 oleh Pangeran Sambernyawa, merupakan contoh langka perpaduan arsitektur Jawa dan Eropa. Kerja sama dengan arsitek Belanda, Thomas Karsten, menghasilkan bangunan utama berbentuk bujur sangkar dengan atap tumpang bertingkat, ciri khas masjid-masjid kuno di Jawa. Pagar hijau dengan aksen kaligrafi menambah keindahan dan ciri khas tersendiri pada masjid ini, yang telah berkembang dari tempat salat kecil menjadi bangunan megah seperti yang kita lihat sekarang.
5. Masjid Raya Sheikh Zayed: Mewah, Modern, dan Sentuhan Khas Solo
Masjid Raya Sheikh Zayed di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, merupakan hadiah istimewa dari Pemerintah Uni Emirat Arab untuk Indonesia. Terinspirasi oleh Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, masjid ini menampilkan dominasi warna putih yang megah dan elegan. Meskipun terinspirasi dari desain luar negeri, sentuhan budaya lokal tetap terasa melalui ornamen batik khas Solo yang menghiasi mihrab. Penggunaan material mewah seperti marmer Italia dan karpet dari Turki menambah kesan kemewahan, sementara fasilitas seperti perpustakaan, ruang VIP, dan tempat wudhu di basement menunjukkan perhatian pada kenyamanan jamaah.
Kelima masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi yang kaya akan nilai sejarah dan estetika. Mengunjungi masjid-masjid ini selama Ramadan akan memberikan pengalaman ngabuburit yang bermakna dan memperkaya wawasan tentang keberagaman arsitektur dan budaya di Kota Solo.