PLN Terangi Kepulauan Banda: Hadiah Ramadan untuk Masyarakat di Ujung Timur Nusantara

PLN Terangi Kepulauan Banda: Hadiah Ramadan untuk Masyarakat di Ujung Timur Nusantara

Pendaran mentari pagi keemasan menari di permukaan Laut Banda yang tenang, mengantarkan tim PLN UP3 Ambon memulai perjalanan bersejarah. Tujuan mereka bukan sekadar destinasi biasa, melainkan kepulauan yang menyimpan pesona alam dan sejarah panjang: Kepulauan Banda Neira. Beberapa hari menjelang bulan suci Ramadan, misi mulia diemban: menghadirkan terang listrik 24 jam bagi masyarakat di pulau-pulau terpencil.

Siluet Gunung Api Banda yang ikonik perlahan menyembul dari balik kabut tipis, menyambut kedatangan tim. Perairan biru kristal yang mengelilingi gugusan pulau hijau itu memancarkan keindahan yang memukau. Tebing-tebing karang yang menjadi rumah bagi beragam biota laut menambah sentuhan dramatis pada lanskap, berpadu harmonis dengan pantai berpasir putih yang dihiasi nyiur melambai.

Sebelumnya, sebagian warga Kepulauan Banda belum sepenuhnya menikmati listrik sepanjang hari. Namun, harapan baru kini merekah seiring dengan dimulainya pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di beberapa pulau.

Pulau Sjahrir: Cahaya di Pulau Pejuang

Pulau Sjahrir menjadi titik awal perjalanan ini. Pulau kecil yang hampir tak terlihat di peta ini menyimpan cerita tentang Sutan Sjahrir, salah satu tokoh kemerdekaan Indonesia yang diasingkan ke Banda Neira. Konon, pulau inilah yang paling sering dikunjungi sang pejuang.

Kedatangan tim PLN disambut antusias oleh warga, terutama anak-anak yang telah lama menantikan hadirnya listrik. PLTD Pulau Sjahrir dengan kapasitas 32 kilo Watt resmi beroperasi 24 jam, menerangi setiap rumah dan sudut pulau. Kebahagiaan terpancar dari wajah-wajah polos, menandai era baru bagi masyarakat Pulau Sjahrir.

Pulau Hatta: Mutiara yang Bercahaya

Perjalanan berlanjut ke Pulau Hatta, pulau terluar di ujung timur Kepulauan Banda. Nama pulau ini diabadikan untuk menghormati jasa sang Proklamator, Mohammad Hatta, yang juga menjalani masa pengasingan bersama Sutan Sjahrir. Pulau seluas 16 km2 dengan pantai pasir putihnya bagaikan mutiara yang berkilauan di bawah sinar matahari. Air laut yang jernih memungkinkan siapapun untuk menyaksikan keindahan biota laut dan terumbu karang di bawahnya.

Antusiasme warga Pulau Hatta tak kalah besar. Tim PLN berhasil meningkatkan layanan listrik dari 12 jam menjadi 24 jam dengan PLTD berkapasitas 200 kilo Watt. Meskipun hanya berpenduduk 681 jiwa, masyarakat Pulau Hatta berhak mendapatkan akses listrik yang memadai.

Pulau Ay dan Rhun: Jejak Sejarah dan Harapan Baru

Selanjutnya, tim bergerak menuju Pulau Ay, pulau eksotis seluas 13 km2 yang tak hanya kaya akan rempah-rempah, tetapi juga hasil pertanian yang beragam. Dengan beroperasinya PLTD berkapasitas 200 kilo Watt selama 24 jam penuh, warga Pulau Ay menyambut dengan penuh syukur, berharap listrik dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Pulau Rhun menjadi destinasi terakhir dalam ekspedisi ini. Pulau kecil seluas 13 km2 ini menyimpan jejak sejarah yang mendalam. Dahulu, Pulau Rhun berada di bawah kekuasaan Inggris. Namun, Belanda rela menukar pulau ini dengan Manhattan (Nieuw Amsterdam) demi menguasai rempah-rempah, terutama pala. Kini, PLTD Pulau Rhun berkapasitas 200 kilo Watt telah menyala 24 jam, menerangi setiap rumah dan membawa kebahagiaan bagi seluruh warga.

Menurut Manager PLN UP3 Ambon, Kurniawan Fitrianto, layanan kelistrikan 24 jam bagi masyarakat Kepulauan Banda adalah komitmen PLN dalam mewujudkan pemerataan akses kelistrikan yang berkualitas di seluruh wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Rangkaian ekspedisi ini ditutup dengan kembali ke Pulau Banda Neira dan Pulau Banda. Keindahan Benteng Belgica dan Benteng Hollandia menjadi saksi bisu perjalanan masyarakat Banda dari masa ke masa. Gunung Api Banda yang menjulang gagah menjadi simbol kekuatan dan ketahanan masyarakat.

Kepulauan Banda, permata Indonesia yang telah termasyhur sejak ratusan tahun lalu, kini semakin terang benderang. Ramadan tahun ini akan menjadi lebih bercahaya bagi masyarakat Kepulauan Banda.