Keluarga Bantah Upaya Penghadangan Istri Polisi Korban Penembakan yang Akan Menemui Hotman Paris: Prioritaskan Sambut Kapolri
Keluarga Klarifikasi Pembatalan Keberangkatan Istri Polisi Korban Penembakan, Bantah Adanya Penghadangan
PALEMBANG, SUMATERA SELATAN - Keluarga besar Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto, Kepala Polsek Negara Batin yang menjadi korban penembakan dalam insiden di Way Kanan, Lampung, membantah klaim yang beredar mengenai upaya penghadangan terhadap istri almarhum dan istri dari Bintara Unit Binmas Polsek Negara Batin Ajun Inspektur Dua Anumerta Petrus Apriyanto. Sebelumnya, dikabarkan bahwa kedua istri polisi tersebut, Nia dan Milda Dwi Ani, berencana menemui pengacara kondang Hotman Paris di Jakarta untuk meminta bantuan hukum.
Sapril Eka Putra, keponakan dari almarhum Lusiyanto, menjelaskan bahwa rencana keberangkatan ke Jakarta yang semula dijadwalkan pada Minggu (23/3/2025) malam, urung dilaksanakan bukan karena adanya intimidasi atau penghadangan. Melainkan karena adanya informasi mendadak mengenai kunjungan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo ke rumah duka di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, pada Kamis pagi.
"Keputusan untuk membatalkan keberangkatan diambil setelah melalui musyawarah keluarga. Kami merasa lebih penting untuk menyambut kedatangan Bapak Kapolri dan menyampaikan langsung aspirasi kami terkait kasus ini," ujar Sapril, Rabu (26/3/2025) malam.
Keluarga di Jakarta Tetap Berupaya Bertemu Hotman Paris
Sebagai gantinya, keluarga yang berada di Jakarta, yaitu Parwati (kakak kandung Lusiyanto) dan Salsabillah (anak Parwati), tetap melanjutkan upaya untuk bertemu Hotman Paris. Mereka diharapkan dapat menyampaikan informasi dan berkoordinasi dengan pengacara tersebut terkait langkah-langkah hukum yang akan diambil.
Sapril dengan tegas membantah tudingan adanya pencegatan oleh aparat kepolisian di tengah jalan, seperti yang sempat dihembuskan oleh tim hukum Hotman Paris. "Tidak benar ada cerita kami dicegat. Mungkin ada miskomunikasi atau informasi yang tidak akurat yang sampai ke pihak Hotman Paris," tegasnya.
Menurut Sapril, setelah pembatalan keberangkatan Nia dan Milda, sejumlah anggota Polres OKU Timur memang mendatangi rumah keluarga Lusiyanto. Namun, kedatangan mereka adalah untuk memberikan penjelasan mengenai rencana kunjungan Kapolri dan melakukan persiapan pengamanan di sekitar lokasi. Hal ini merupakan prosedur standar untuk menyambut kunjungan pejabat tinggi.
Komunikasi dengan Hotman Paris Tetap Terjaga Baik
Meski sempat muncul kesalahpahaman, Sapril memastikan bahwa komunikasi antara pihak keluarga dengan Hotman Paris tetap terjalin dengan baik. Konferensi pers yang telah diagendakan tetap berjalan lancar, dan Hotman Paris berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini.
"Kami sangat menghargai perhatian dan dukungan yang diberikan oleh Bapak Hotman Paris. Kami berharap, dengan bantuan beliau, kasus ini dapat diusut tuntas dan para pelaku dapat dihukum seberat-beratnya," kata Sapril.
Lusiyanto dan Petrus menjadi korban penembakan bersama dengan Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta dari Satreskrim Polres Way Kanan saat melakukan penggerebekan arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, pada Senin petang.
Keluarga Akan Sampaikan Aspirasi ke Kapolri
Dalam pertemuan dengan Kapolri, pihak keluarga berencana untuk menyampaikan beberapa aspirasi, di antaranya adalah permintaan agar proses persidangan militer terhadap pelaku penembakan dilakukan secara terbuka. Hal ini bertujuan agar seluruh fakta dapat terungkap dengan jelas dan transparan, serta Hotman Paris dapat turut serta mengawasi jalannya persidangan.
"Kami ingin keadilan ditegakkan seadil-adilnya bagi para korban. Kami berharap, kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari," pungkas Sapril.