Perjalanan Panjang Fajrul: 20 Jam Mengarungi Laut Menuju Sapeken dengan Mudik Gratis

Perjuangan Mudik Lokal: Kisah Fajrul Menuju Pulau Sapeken

SUMENEP, Jawa Timur – Bagi Fajrul, mudik bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi sebuah perjuangan nyata. Pria asal Desa Saur Saebus, Kecamatan Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep ini, merasakan betul bagaimana melelahkannya perjalanan laut meski hanya untuk mudik antar-pulau di wilayahnya sendiri.

Fajrul bersama istri dan anak perempuannya yang masih kecil, menjadi bagian dari ribuan pemudik yang memanfaatkan program mudik gratis yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep. Mereka menumpang Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III, kapal kebanggaan pemerintah daerah, untuk mencapai kampung halamannya.

Penantian Panjang di Pelabuhan Kalianget

Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Kalianget. Sesuai jadwal, KMP DBS III seharusnya bertolak pada pukul 17.00 WIB. Namun, penundaan keberangkatan membuat Fajrul dan keluarga harus menunggu hingga pukul 22.00 WIB. Penantian panjang ini tentu saja menguras kesabaran, apalagi dengan membawa serta anak kecil.

"Sudah sejak sore saya menunggu di pelabuhan," keluh Fajrul, mengingat bagaimana waktu terasa berjalan lambat saat itu.

20 Jam Terombang-ambing di Laut

Setelah penantian yang melelahkan, KMP DBS III akhirnya berlayar. Namun, perjalanan tidak serta merta menjadi mudah. Fajrul dan keluarga harus menempuh perjalanan laut selama kurang lebih 20 jam untuk sampai di Pelabuhan Sapeken.

"Ini baru sampai Sapeken, Pak," ujar Fajrul dengan nada lega namun juga menyimpan keletihan.

Persaingan Mendapatkan Tempat di Kapal

KMP DBS III dipenuhi oleh para pemudik lainnya yang juga ingin segera sampai ke kampung halaman. Persaingan untuk mendapatkan tempat duduk yang nyaman pun tak terhindarkan. Fajrul bahkan sempat bersitegang dengan seorang pemudik yang mencoba menyerobot tempat duduk yang sudah sesuai dengan nomor tiketnya.

"Saat itu saya ngotot, Pak. Kasihan anak istri saya jika harus tidur di bagian lorong atau dek kapal," tegas Fajrul.

Untungnya, pemudik tersebut akhirnya mengalah, sehingga Fajrul dan keluarga bisa mendapatkan tempat untuk beristirahat. Meskipun berdesakan dengan pemudik lain di dalam ruangan tanpa pendingin, mereka tetap bersyukur bisa merebahkan diri dan beristirahat sejenak.

Tantangan Belum Berakhir

Sesampainya di Pelabuhan Sapeken, tantangan belum sepenuhnya berakhir. Fajrul dan keluarga masih harus menaiki perahu kayu kecil untuk mencapai desa mereka. Perjalanan selama 45 menit di atas perahu kayu di tengah kegelapan malam tentu bukan hal yang mudah.

"Biar lambat asal selamat dan sampai rumah," ucap Fajrul, berusaha menenangkan diri setelah melalui serangkaian perjalanan yang melelahkan.

Tradisi Mudik yang Melelahkan

Bagi Fajrul, mudik memang sudah menjadi tradisi yang tak bisa ditinggalkan setiap menjelang Lebaran. Namun, ia mengakui bahwa perjalanan yang harus ditempuh selalu terasa melelahkan, terutama bagi istri dan anaknya yang tidak terbiasa dengan perjalanan laut yang panjang.

"Setiap jelang Lebaran kami usahakan pulang, Pak. Pemudik lokal, tapi tetap saja melelahkan," kata Fajrul.

Pulau Sapeken memang menjadi salah satu pulau dengan jarak tempuh terjauh dari Pelabuhan Kalianget. Selain Sapeken, ada pula Pulau Masalembu dan Karamian yang letaknya lebih jauh lagi. Namun, bagi Fajrul dan ribuan pemudik lainnya, jarak dan tantangan yang ada tak akan menghalangi mereka untuk merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman.

Dampak Mudik Gratis

Program mudik gratis dari Pemerintah Kabupaten Sumenep sangat membantu meringankan beban masyarakat yang ingin pulang kampung. Namun, pengalaman Fajrul menunjukkan bahwa masih banyak hal yang perlu dievaluasi dan diperbaiki agar perjalanan mudik bisa lebih nyaman dan aman bagi semua orang. Ketepatan waktu keberangkatan kapal, ketersediaan tempat duduk yang memadai, dan peningkatan fasilitas di pelabuhan menjadi beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah.

Daftar Pengecekan Mudik yang Perlu diperhatikan:

  • Periksa kondisi cuaca sebelum keberangkatan.
  • Siapkan perlengkapan pribadi yang cukup, terutama bagi anak-anak.
  • Pastikan membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan.
  • Jaga barang bawaan agar tidak hilang atau tertukar.
  • Laporkan kepada petugas jika mengalami kendala atau masalah selama perjalanan.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan jika merasa kelelahan atau membutuhkan pertolongan.

Dengan persiapan yang matang dan kesadaran akan keselamatan, diharapkan perjalanan mudik tahun depan bisa berjalan lebih lancar dan menyenangkan bagi semua orang.