Kemacetan Parah di Gilimanuk-Ketapang: Pemudik Terjebak Antrean Panjang Jelang Libur Panjang

Kemacetan Parah di Gilimanuk-Ketapang: Pemudik Terjebak Antrean Panjang Jelang Libur Panjang

Arus mudik jelang libur panjang dan perayaan Nyepi tahun ini diwarnai kemacetan parah di jalur penyeberangan Gilimanuk-Ketapang. Ribuan pemudik dilaporkan terjebak antrean panjang hingga berjam-jam, mengakibatkan keterlambatan perjalanan dan menambah kelelahan.

Lonjakan volume kendaraan menjadi penyebab utama kemacetan. Data dari PT ASDP Indonesia Ferry mencatat adanya peningkatan signifikan jumlah kendaraan yang hendak menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Ketapang. Pada hari Rabu, 26 Maret 2025, tercatat 24.077 unit kendaraan menyeberang, melonjak sekitar 3.000 unit dibandingkan hari sebelumnya yang hanya mencatat 21.367 unit kendaraan. Peningkatan ini menciptakan antrean mengular, bahkan sebelum memasuki area pelabuhan.

Kesaksian Pemudik

Bahrud, seorang pemudik asal Lumajang, menceritakan pengalamannya terjebak macet selama 6 jam sebelum akhirnya mencapai Pelabuhan Gilimanuk. "Sudah bisa masuk kapal jam 5, tapi antre sampai 6 jam dari penampungan mobil menuju ke Pelabuhan Gilimanuk," ungkapnya. Ia menambahkan, dalam kondisi normal, perjalanan dari area penampungan parkir ke pelabuhan hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Namun, kepadatan arus mudik kali ini jauh lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya.

Senada dengan Bahrud, Farhah, pemudik tujuan Pasuruan, juga mengeluhkan kemacetan yang dialaminya. Ia mengaku menghabiskan waktu 7 jam di perjalanan akibat antrean panjang. "Saya 7 jam kayaknya, Mbak. Wong dari jam 9 apa ya itu pas masuk Cekik, terus di pelabuhan subuh sudah imsak itu," tuturnya. Farhah, yang memiliki usaha kuliner bakso di Buleleng, Bali, mengatakan bahwa tahun lalu ia tidak mengalami kemacetan serupa.

Faktor Penyebab Kemacetan

Beberapa faktor diduga menjadi penyebab kemacetan parah ini. Selain lonjakan volume kendaraan, bertepatannya arus mudik dengan perayaan Hari Raya Nyepi dan dimulainya libur panjang bagi pekerja formal pada tanggal 27 Maret juga turut memperparah situasi. Banyak pemudik yang memanfaatkan momen libur panjang ini untuk pulang kampung lebih awal, sehingga terjadi penumpukan kendaraan di jalur penyeberangan.

Selain kemacetan, perjalanan para pemudik juga diperburuk oleh cuaca buruk. Hujan lebat yang mengguyur sejak memasuki kawasan Hutan Cekik menambah ketidaknyamanan dan memperlambat laju kendaraan. Farhah berharap kondisi serupa tidak terjadi saat arus balik nanti, terutama saat memasuki Pelabuhan Ketapang.

Antisipasi dan Imbauan

Pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi kemacetan dan memastikan kelancaran arus mudik dan balik. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Penambahan Kapal: Mengoptimalkan jumlah kapal yang beroperasi untuk mempercepat proses penyeberangan.
  • Pengaturan Lalu Lintas: Meningkatkan efektivitas pengaturan lalu lintas di sekitar pelabuhan untuk mengurangi antrean.
  • Penyediaan Fasilitas: Memastikan ketersediaan fasilitas yang memadai di area penampungan, seperti toilet dan tempat istirahat.
  • Informasi Terkini: Memberikan informasi terkini mengenai kondisi lalu lintas dan jadwal penyeberangan kepada para pemudik.

Para pemudik juga diimbau untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan perjalanan. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, membawa perbekalan yang cukup, dan selalu mematuhi arahan petugas di lapangan. Dengan persiapan yang matang dan kerjasama dari semua pihak, diharapkan arus mudik dan balik tahun ini dapat berjalan lancar dan aman.