Kontroversi: Pemerintahan Trump Dikabarkan Akan Hentikan Pendanaan Vaksin untuk Negara Berpenghasilan Rendah
Pemerintahan Presiden Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan penghentian pendanaan untuk Gavi, aliansi vaksin global yang memiliki peran krusial dalam menyediakan akses vaksin dan layanan kesehatan penting lainnya bagi negara-negara miskin dan berkembang. Kebijakan ini tertuang dalam sebuah dokumen internal setebal 281 halaman yang diperoleh oleh The New York Times, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan ahli kesehatan global dan organisasi kemanusiaan.
Dokumen tersebut merinci rencana pemangkasan anggaran untuk berbagai program bantuan luar negeri, termasuk inisiatif yang mendukung pengadaan vaksin untuk anak-anak di negara-negara rentan. Selain itu, terdapat pula indikasi pengurangan dana untuk program-program yang berfokus pada pengendalian malaria di negara berkembang, penyakit yang terus menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan.
Gavi, yang telah beroperasi selama lebih dari dua dekade, diperkirakan telah menyelamatkan nyawa lebih dari 19 juta anak-anak melalui program vaksinasinya. Amerika Serikat sendiri telah menjadi kontributor utama bagi Gavi, menyumbang sekitar 13 persen dari total anggaran aliansi tersebut untuk program kesehatan. Potensi penghentian pendanaan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang dampak jangka panjang terhadap upaya global dalam memerangi penyakit menular dan meningkatkan kesehatan anak-anak di negara-negara yang paling membutuhkan.
Janeen Madan Keller, seorang peneliti kebijakan dan wakil direktur program kebijakan kesehatan global di Center for Global Development, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi dampak negatif dari kebijakan ini. Ia menekankan pentingnya peran AS sebagai donor utama Gavi dan berharap para anggota Kongres akan mendesak pemerintahan Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
"Langkah terbaru ini akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai dengan susah payah selama bertahun-tahun dan menghambat upaya Gavi untuk menghentikan penyebaran wabah penyakit menular sebelum mencapai perbatasan AS," kata Keller.
Dokumen yang bocor tersebut, yang menurut The New York Times berasal dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), menguraikan secara rinci program-program bantuan luar negeri yang berpotensi dipangkas atau dipertahankan. Pemerintah AS dilaporkan berencana untuk memprioritaskan program-program tertentu, seperti bantuan pangan untuk negara-negara yang dilanda konflik dan bencana alam, serta melanjutkan pendanaan untuk hibah yang mendukung pengobatan HIV dan tuberkulosis.
Keputusan untuk memangkas pendanaan Gavi merupakan kelanjutan dari serangkaian tindakan yang diambil oleh pemerintahan Trump terhadap USAID. Sebelumnya, seorang hakim memutuskan bahwa penutupan unit di USAID yang dipimpin oleh apa yang disebut "departemen efisiensi pemerintah" (Doge) yang terkait dengan Elon Musk, berpotensi melanggar konstitusi AS.
Menanggapi potensi pemangkasan pendanaan Gavi, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyatakan dukungan penuh PBB terhadap aliansi vaksin tersebut. Ia menggambarkan Gavi sebagai "simbol kerja sama multilateral, kerja sama publik-swasta, dalam memerangi penyakit - penyakit yang tidak mengenal batas." Dujarric menyerukan kepada semua pihak untuk terus memberikan dukungan finansial yang besar kepada Gavi.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Potensi Penghentian Pendanaan: Pemerintahan Trump mempertimbangkan untuk menghentikan pendanaan ke Gavi.
- Dampak Terhadap Vaksinasi Global: Keputusan ini dapat mengganggu upaya vaksinasi anak-anak di negara-negara miskin.
- Peran Penting Gavi: Gavi telah menyelamatkan jutaan nyawa anak-anak melalui program vaksinasinya.
- Kekhawatiran Para Ahli: Para ahli kesehatan global khawatir tentang dampak negatif dari pemotongan anggaran.
- Dukungan PBB: PBB menyatakan dukungan penuh terhadap Gavi dan menyerukan dukungan finansial yang berkelanjutan.