AHY Tekankan Kolaborasi Regional di Boao Forum: Infrastruktur, Energi, dan Digitalisasi Jadi Fokus Utama

AHY Soroti Pentingnya Kolaborasi Regional di Boao Forum Asia 2025

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato kunci dalam High-Level Dialogue: Achieving Sustainable Development in a Transforming World di Boao Forum for Asia Annual Conference 2025. Dalam forum ekonomi terkemuka di Asia tersebut, AHY menekankan urgensi kerja sama regional dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

AHY mengidentifikasi tiga pilar utama yang membutuhkan kolaborasi erat antar negara-negara di kawasan. Ketiga pilar tersebut adalah konektivitas infrastruktur, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital yang etis dan inklusif.

Konektivitas Infrastruktur: Jantung Pertumbuhan Ekonomi Regional

AHY menekankan bahwa infrastruktur yang terintegrasi merupakan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang inklusif. Ia mengibaratkan wilayah tanpa konektivitas yang memadai seperti ponsel pintar tanpa akses internet, memiliki potensi besar namun tidak dapat berfungsi secara optimal.

"Infrastruktur yang kuat adalah kunci bagi perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Jalan, pelabuhan, rel kereta, dan jaringan digital harus terhubung secara efektif untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat di beberapa titik, tetapi merata ke seluruh kawasan," tegas AHY.

Untuk itu, Indonesia berkomitmen untuk mendukung kolaborasi dalam pembangunan infrastruktur lintas batas, yang akan memperkuat integrasi ekonomi regional dan membuka peluang baru bagi investasi dan pertumbuhan.

Transisi Energi: Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Menko AHY juga menyoroti pentingnya transisi energi menuju sumber-sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. Ia mengakui bahwa transisi ini bukanlah tugas yang mudah, terutama bagi negara-negara berkembang. Namun, ketergantungan pada bahan bakar fosil bukanlah solusi jangka panjang.

"Kita harus menggalang investasi hijau dan menciptakan mekanisme agar energi berkelanjutan menjadi terjangkau, dapat dikembangkan, dan inklusif," kata AHY. Ia mencontohkan potensi besar Indonesia dalam pengembangan energi panas bumi sebagai sumber energi berkelanjutan. Indonesia juga aktif mendorong platform kolaboratif seperti Kemitraan Iklim Asia-Pasifik untuk mempercepat dekarbonisasi di tingkat regional.

Transformasi Digital: Etika dan Inklusi di Era Kecerdasan Buatan

AHY mengingatkan tentang pentingnya mengelola transformasi digital dengan bijak, terutama di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), big data, dan otomatisasi. Ia menekankan bahwa teknologi hanya akan bermanfaat jika diatur dengan tata kelola yang baik dan beretika.

"AI memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan penggunaan energi, meningkatkan layanan kesehatan, dan merevolusi pendidikan. Tetapi tanpa aturan etis, AI dapat memperdalam ketimpangan dan menimbulkan masalah keamanan," jelasnya.

Oleh karena itu, Indonesia mendorong pembentukan kerangka tata kelola AI global yang memastikan bahwa inovasi tetap berpihak pada kemanusiaan dan tidak memperlebar kesenjangan sosial.

Boao Forum: Platform untuk Kolaborasi

Boao Forum for Asia, sebagai salah satu forum ekonomi paling berpengaruh di kawasan, menjadi wadah penting bagi negara-negara untuk memperkuat kerja sama di bidang infrastruktur, energi, dan digitalisasi. AHY menegaskan bahwa kerja sama regional bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di tengah dinamika global yang terus berubah.