Kebijakan Pengalihan Truk ke Ciwandan Dikritik, Gapasdap Soroti Potensi Kesemrawutan Arus Mudik Lebaran
Gapasdap Kritik Pengalihan Truk ke Ciwandan, Minta Fleksibilitas Arus Kendaraan
Jakarta - Kebijakan pengalihan truk dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Ciwandan selama periode arus mudik Lebaran 2025 menuai kritik dari Gabungan Pengusaha Angkutan Penyeberangan (Gapasdap). Ketua Umum Gapasdap, Khoiri Soetomo, menyampaikan kekhawatiran bahwa kebijakan ini justru dapat menyebabkan kesemrawutan dan antrean panjang, terutama di Pelabuhan Ciwandan.
Menurut Khoiri, situasi di lapangan saat ini tidak sesuai dengan harapan. Pada siang hari, Pelabuhan Merak tampak lengang, hanya terisi sekitar 30% oleh kendaraan kecil. Sementara itu, Pelabuhan Ciwandan justru dipadati oleh antrean truk yang mengular. Ketidakseimbangan ini, menurut Gapasdap, memerlukan penanganan yang lebih fleksibel dan responsif.
"Pada saat angkutan Lebaran yang sangat dinanti, kondisi di lapangan justru menunjukkan adanya ketidaksesuaian, di mana siang hari pelabuhan Merak masih kosong, sementara Pelabuhan Ciwandan malah dipenuhi antrean panjang truk," ujar Khoiri dalam keterangan persnya.
Rekomendasi Gapasdap untuk Kelancaran Arus Mudik
Gapasdap telah mengirimkan surat kepada Menteri Perhubungan dan menyampaikan masukan kepada pejabat terkait lainnya. Beberapa poin penting yang menjadi sorotan dan diajukan sebagai rekomendasi adalah:
- Peninjauan Jadwal Pengalihan: Gapasdap menyoroti pengalihan truk yang dimulai lebih awal dari jadwal yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB). Pada tanggal 24 Maret 2025, truk sudah dialihkan ke Ciwandan, padahal seharusnya baru dimulai pada 26 Maret 2025. Hal ini menyebabkan antrean panjang hingga 1,2 kilometer di Ciwandan.
- Prioritaskan Merak Saat Sepi: Saat Pelabuhan Merak sepi, truk sebaiknya dialihkan terlebih dahulu ke Merak untuk mengurangi kepadatan di Ciwandan.
- Fleksibilitas Pengaturan Arus: Gapasdap menekankan pentingnya fleksibilitas dalam pengaturan arus kendaraan. Jika Pelabuhan Merak tidak dapat menampung kendaraan kecil pada malam hari atau hari-hari berikutnya, sebagian kendaraan dapat dialihkan ke Pelabuhan Ciwandan setelah area tersebut kosong. Dengan demikian, arus kendaraan dapat dibagi secara merata dan antrean dapat diminimalisasi.
- Evaluasi Kebijakan Pengalihan dari Jakarta: Kebijakan pengalihan truk dari arah Jakarta ke Pelabuhan Ciwandan dan BBJ di Bojanegara perlu dievaluasi. Pelabuhan Merak dinilai lebih efisien karena memiliki tujuh pasang dermaga MB yang dapat melayani berbagai jenis kendaraan. Pelabuhan BBJ dan Ciwandan, di sisi lain, tidak dirancang untuk kapal Ro-Ro dengan kapasitas bongkar muat yang tinggi, sehingga berpotensi menyebabkan antrean panjang.
Kapasitas Pelabuhan Jadi Sorotan
Salah satu poin krusial yang diangkat Gapasdap adalah kapasitas dan fasilitas pelabuhan. Pelabuhan Merak, dengan tujuh dermaga MB, dinilai lebih mampu menampung berbagai jenis kendaraan secara efisien. Sementara itu, Pelabuhan Ciwandan dan BBJ, yang tidak dirancang untuk kapal Ro-Ro berkapasitas besar, berpotensi menjadi titik kemacetan.
Khoiri berharap Menteri Perhubungan dapat mempertimbangkan masukan dari Gapasdap dan mengambil langkah-langkah yang lebih fleksibel untuk memastikan kelancaran arus transportasi selama periode Lebaran. Ia menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang tepat untuk menghindari potensi kesemrawutan dan memastikan pengalaman mudik yang lebih baik bagi masyarakat.
"Semoga Pak Menhub bisa mempertimbangkan usulan kami dan mengambil keputusan yang terbaik," pungkasnya.
Sebelumnya, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Polda Banten telah menyusun strategi pengaturan pola operasi dan pengalihan kendaraan menuju Pelabuhan Merak. Kendaraan mobil kecil dan bus diarahkan melalui Pelabuhan Merak, sementara sepeda motor serta truk Golongan VB dan VIB akan melalui Pelabuhan Ciwandan. Truk Golongan VII, VIII, dan IX akan dialihkan ke Pelabuhan Bandar Bakau Jaya Bojonegara.