Jejak Sejarah Islam di Jakarta Pusat: Lima Masjid Bersejarah yang Patut Dikunjungi

Jejak Sejarah Islam di Jakarta Pusat: Lima Masjid Bersejarah yang Patut Dikunjungi

Jakarta Pusat, jantung bisnis dan pemerintahan Indonesia, menyimpan kekayaan sejarah yang melampaui gedung-gedung pencakar langitnya. Di tengah hiruk-pikuk perkotaan, terdapat lima masjid tua yang berdiri kokoh sebagai saksi bisu perjalanan Islam di ibu kota. Bangunan-bangunan sakral ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai representasi arsitektur dan nilai-nilai sejarah yang kaya, menjadikan mereka destinasi wisata religi yang menarik bagi masyarakat luas.

Berikut lima masjid bersejarah di Jakarta Pusat yang patut dikunjungi:

  1. Masjid Istiqlal: Ikon kebanggaan Indonesia, Masjid Istiqlal yang terletak di Jalan Taman Wijaya Kusuma, merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Gagasan Presiden Soekarno yang terwujud setelah 17 tahun pembangunan (1955-1978) ini, dirancang oleh arsitek Katolik Friedrich Silaban. Desainnya yang memukau, dengan kubah utama berdiameter 45 meter melambangkan proklamasi kemerdekaan dan menara setinggi 96,66 meter merepresentasikan keesaan Allah, menjadikannya simbol toleransi dan kebhinekaan Indonesia.

  2. Masjid Cut Meutia: Berlokasi di Jalan Cut Meutia, Menteng, masjid ini ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 1961. Menariknya, bangunan ini awalnya bukan masjid, melainkan kantor arsitek Belanda, NV De Bouwpleg, yang kemudian dialihfungsikan menjadi masjid tingkat provinsi pada 1987. Keunikan arsitektur kolonial Belanda yang tetap dipertahankan, dengan posisi mihrab di sisi kiri saf salat dan tanpa kubah dan menara, menjadikannya destinasi yang menawarkan pengalaman spiritual yang berbeda.

  3. Masjid Sunda Kelapa: Terletak di Jalan Taman Sunda Kelapa, Menteng, Masjid Sunda Kelapa yang dibangun pada 1960-an atas prakarsa Gubernur Ali Sadikin, memiliki desain yang unik. Arsitek Gustaf Abbas dari ITB mendesain masjid ini tanpa kubah, menyerupai bentuk kapal sebagai simbol pelabuhan dagang Sunda Kelapa. Menara masjid yang menyerupai haluan kapal melambangkan perjalanan dakwah Islam di Nusantara, memadukan unsur modern dengan nilai-nilai sejarah.

  4. Masjid Al-Makmur: Berada di Tanah Abang, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta, yang telah berdiri sejak abad ke-17. Awalnya hanya sebuah musala kecil yang digunakan pasukan Kerajaan Mataram saat menyerang VOC di Batavia, masjid ini kemudian dibangun lebih besar oleh dua saudagar Arab pada 1886 dan terus direnovasi hingga 1915. Peran pentingnya selama masa revolusi kemerdekaan, sebagai markas perjuangan rakyat melawan Belanda dan NICA, semakin menambah nilai sejarahnya.

  5. Masjid Al-I’tisham: Terletak di kawasan Karet, Sudirman, Masjid Al-I’tisham yang diresmikan pada 15 November 1991, memiliki arsitektur megah dengan kubah besar berwarna putih. Nama yang berarti komitmen kuat terhadap agama ini mencerminkan peran penting masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat sekitar dan pekerja kantoran di kawasan Sudirman, menjadi oase spiritual di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan modern.

Kelima masjid ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga jendela untuk memahami perjalanan sejarah Islam di Jakarta Pusat. Arsitektur yang unik, kisah di balik pembangunannya, dan perannya dalam sejarah Indonesia menjadikan tempat-tempat ini sebagai destinasi wisata religi dan edukasi yang berharga.