Cemburu Buta Berujung Penganiayaan: Mahasiswi di Sebatik Jadi Korban Kekerasan Pacar Posesif
Cemburu Buta Berujung Penganiayaan: Mahasiswi di Sebatik Jadi Korban Kekerasan Pacar Posesif
NUNUKAN, Kalimantan Utara – Kasus kekerasan dalam hubungan kembali mencoreng dunia pendidikan. Seorang mahasiswi berinisial Widhya (24), warga Sebatik Tengah, Nunukan, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh kekasihnya sendiri, MA (24), pada Minggu malam (23/3/2025). Ironisnya, MA juga berstatus sebagai mahasiswa dan tinggal di daerah yang sama.
Insiden bermula dari kecurigaan berlebihan dan sikap posesif MA terhadap Widhya. Menurut keterangan Kasi Humas Polres Nunukan, Ipda Zainal Yusuf, pelaku merasa tidak senang jika korban memiliki teman laki-laki di media sosial. "Pelaku sangat posesif dan tidak mengizinkan korban memiliki kontak dengan laki-laki lain, bahkan di media sosial sekalipun," ungkap Ipda Zainal, Kamis (27/3/2025).
Kronologi kejadian bermula ketika Widhya diundang datang ke rumah MA. Pelaku beralasan ingin memeriksa ponsel korban. Sesampainya di sana, Widhya menyerahkan ponselnya. MA kemudian memeriksa daftar kontak dan tidak menemukan nomor laki-laki yang dicurigainya. Namun, saat membuka aplikasi Instagram, MA mendapati Widhya memiliki banyak teman laki-laki. Pemandangan inilah yang memicu amarah pelaku.
"Pelaku langsung naik pitam dan memukul kepala korban," jelas Ipda Zainal. Untungnya, Widhya saat itu mengenakan helm, sehingga dampak pukulan tidak terlalu fatal. Akan tetapi, MA tidak berhenti sampai di situ. Ia kemudian mencakar mulut Widhya dan mendorongnya hingga terjatuh.
Dalam kondisi tertekan dan ketakutan, Widhya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan MA. Namun, pelaku menolak permintaan putus tersebut. Bahkan, MA sempat mengancam akan mencari Widhya ke mana pun jika korban tidak segera pulang. Merasa tidak aman dan telah menjadi korban kekerasan, Widhya akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
"Saat ini, pelaku telah diamankan dan kami jerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan," tegas Ipda Zainal.
Kasus ini menjadi pengingat akan bahaya sikap posesif dan cemburu buta dalam sebuah hubungan. Tindak kekerasan, dalam bentuk apa pun, tidak dapat dibenarkan. Diharapkan, kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya generasi muda, untuk menjalin hubungan yang sehat dan saling menghargai.
Dampak Psikologis Kekerasan dalam Pacaran
Kekerasan dalam pacaran (KDP) bukan hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga luka psikologis yang mendalam. Korban KDP seringkali mengalami:
- Trauma: Kejadian kekerasan dapat menyebabkan trauma psikologis yang berkepanjangan, seperti mimpi buruk, gangguan kecemasan, dan depresi.
- Rendahnya Harga Diri: Kekerasan verbal dan fisik dapat merusak harga diri korban, membuat mereka merasa tidak berharga dan tidak dicintai.
- Isolasi Sosial: Korban KDP seringkali menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa malu atau takut akan penilaian orang lain.
- Kesulitan Membangun Hubungan Sehat: Pengalaman KDP dapat membuat korban sulit mempercayai orang lain dan membangun hubungan yang sehat di masa depan.
Penting bagi korban KDP untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor, untuk mengatasi trauma dan membangun kembali kepercayaan diri mereka.
Upaya Pencegahan Kekerasan dalam Pacaran
Pencegahan KDP membutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Edukasi: Meningkatkan kesadaran tentang KDP dan dampaknya melalui program edukasi di sekolah dan komunitas.
- Penguatan Keluarga: Menciptakan lingkungan keluarga yang suportif dan penuh kasih sayang agar anak-anak belajar tentang hubungan yang sehat.
- Pelatihan Keterampilan: Memberikan pelatihan keterampilan komunikasi dan penyelesaian konflik yang sehat kepada remaja.
- Peningkatan Akses Layanan: Memastikan ketersediaan layanan konseling dan dukungan bagi korban KDP.
Dengan upaya pencegahan yang komprehensif, diharapkan kasus-kasus KDP dapat diminimalkan dan tercipta lingkungan yang aman dan sehat bagi generasi muda.