Ancaman Pasang Maksimum dan Gelombang Tinggi Mengintai Arus Mudik 2025, BMKG Tingkatkan Koordinasi

Waspada Pasang Maksimum dan Angin Kencang Berpotensi Hambat Arus Mudik Lebaran 2025

Jakarta, (Tanggal Sekarang) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gangguan pada kelancaran arus mudik Lebaran 2025 akibat fenomena pasang maksimum dan angin kencang. Puncak pasang maksimum diperkirakan terjadi pada 29 Maret 2025, bertepatan dengan dimulainya periode krusial perjalanan mudik.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan persnya di Jakarta, menyampaikan bahwa pasang maksimum ini berpotensi mengganggu aktivitas pelabuhan, terutama di wilayah seperti Pelabuhan Merak dan pelabuhan-pelabuhan lain di sepanjang pantai utara Jawa. "Kami memperkirakan ketinggian pasang dapat mencapai 60 cm, cukup signifikan untuk mengganggu proses sandar kapal dan bongkar muat barang," ujarnya.

Dampak Potensial Pasang Maksimum:

  • Gangguan Aktivitas Pelabuhan: Air laut yang meluap hingga bibir dermaga dapat menyulitkan proses sandar kapal dan bongkar muat, berpotensi menyebabkan penundaan dan antrean.
  • Kenaikan Gelombang: Kombinasi pasang maksimum dan angin kencang dapat meningkatkan tinggi gelombang, membahayakan pelayaran kapal-kapal kecil dan menengah.
  • Banjir Rob: Di wilayah pesisir yang rendah, pasang maksimum dapat memicu banjir rob, mengganggu aktivitas masyarakat dan merusak infrastruktur.

Antisipasi dan Mitigasi:

BMKG telah berkoordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Perhubungan, pengelola pelabuhan, dan kepolisian, untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Beberapa langkah yang telah disiapkan antara lain:

  • Penundaan Operasional Pelabuhan: Jika kondisi cuaca dan tinggi gelombang membahayakan, otoritas pelabuhan dapat menunda sementara operasional bongkar muat dan sandar kapal.
  • Pengaturan Jadwal Pelayaran: Penyesuaian jadwal pelayaran untuk menghindari puncak pasang maksimum dan angin kencang.
  • Peningkatan Kewaspadaan: Imbauan kepada masyarakat dan pengguna jasa transportasi laut untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti informasi terkini dari BMKG.
  • Persiapan Tim Siaga Bencana: Menyediakan tim siaga bencana untuk merespon kemungkinan terjadinya banjir rob dan dampak lainnya.

Selain pasang maksimum, BMKG juga memantau potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh aktivitas siklon tropis di wilayah Samudra Hindia. Siklon-siklon ini berpotensi memicu gelombang tinggi di perairan barat Sumatera, selatan Jawa, hingga Nusa Tenggara.

Rekomendasi BMKG:

  • Masyarakat yang berencana melakukan perjalanan mudik melalui jalur laut diimbau untuk terus memantau perkembangan cuaca dan mengikuti arahan dari petugas.
  • Otoritas pelabuhan dan operator kapal diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan pelayaran.
  • Pemerintah daerah di wilayah pesisir diminta untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi banjir rob dan dampak cuaca ekstrem lainnya.

BMKG akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait. Diharapkan dengan persiapan yang matang, dampak negatif dari pasang maksimum dan cuaca ekstrem dapat diminimalkan, sehingga arus mudik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan lancar dan aman.