Over Squatting: Pria Rusia Alami Gagal Ginjal Akut Akibat Tantangan 2000 Squat
Tantangan Berujung Petaka: Gagal Ginjal Akut Akibat 2000 Squat
Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Vladivostok, Rusia, di mana seorang pria berusia 20-an harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengikuti tantangan yang tampaknya tidak berbahaya: melakukan 2000 squat. Alih-alih mendapatkan kebugaran, pria tersebut justru mengalami gagal ginjal akut yang disebabkan oleh kondisi medis serius bernama rhabdomyolysis.
Menurut laporan dari Oddity Central, kejadian bermula ketika pria tersebut menerima tantangan dari temannya untuk melakukan 2000 squat tanpa henti. Dengan percaya diri akan kemampuan fisiknya, ia menyanggupi tantangan tersebut dan berhasil menyelesaikannya. Namun, setelah menyelesaikan tantangan tersebut, serangkaian gejala mengkhawatirkan mulai muncul. Kakinya membengkak, urinenya berubah warna menjadi cokelat gelap, dan ia mengalami kesulitan buang air kecil. Merasa ada yang tidak beres, ia segera mencari pertolongan medis.
Setelah diperiksa oleh dokter, pria tersebut didiagnosis menderita gagal ginjal akut akibat rhabdomyolysis. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot rusak dan melepaskan zat-zat berbahaya ke dalam aliran darah, yang kemudian membebani dan merusak ginjal.
Mengenal Rhabdomyolysis Lebih Dekat
Rhabdomyolysis adalah kondisi medis yang relatif jarang terjadi di mana serat-serat otot mengalami kerusakan dan kematian. Kerusakan ini menyebabkan pelepasan komponen intraseluler otot, seperti mioglobin, kreatin kinase (CK), kalium, fosfat, dan asam urat, ke dalam sirkulasi darah. Ginjal, yang berfungsi menyaring limbah dari darah, harus bekerja ekstra keras untuk membersihkan zat-zat ini.
Dalam jumlah besar, zat-zat yang dilepaskan dari otot yang rusak dapat menyumbat dan merusak ginjal, menyebabkan gagal ginjal akut. Jika ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik, racun dan limbah akan menumpuk dalam tubuh, yang dapat mengancam jiwa.
Penyebab dan Faktor Risiko Rhabdomyolysis
Rhabdomyolysis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
- Olahraga berlebihan: Aktivitas fisik yang intens dan berkepanjangan, terutama tanpa persiapan atau hidrasi yang memadai, dapat memicu rhabdomyolysis.
- Trauma atau cedera: Cedera akibat kecelakaan, jatuh, atau benturan keras dapat merusak otot dan menyebabkan rhabdomyolysis.
- Dehidrasi: Kekurangan cairan dapat memperburuk kerusakan otot dan meningkatkan risiko rhabdomyolysis.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan, seperti statin (obat penurun kolesterol) dan obat-obatan terlarang, dapat meningkatkan risiko rhabdomyolysis.
- Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis, seperti distrofi otot dan gangguan elektrolit, dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap rhabdomyolysis.
Siapa yang Berisiko Terkena Rhabdomyolysis?
Meskipun rhabdomyolysis dapat terjadi pada siapa saja, beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi, di antaranya:
- Atlet, terutama atlet olahraga ketahanan seperti pelari maraton.
- Orang yang melakukan latihan intensitas tinggi.
- Pekerja yang terpapar panas ekstrem.
- Individu yang menjalani pelatihan militer.
- Orang berusia di atas 65 tahun.
Pencegahan dan Penanganan Rhabdomyolysis
Pencegahan rhabdomyolysis melibatkan:
- Hidrasi yang cukup: Minumlah banyak cairan sebelum, selama, dan setelah berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat.
- Peningkatan intensitas latihan secara bertahap: Hindari peningkatan intensitas latihan yang terlalu cepat.
- Istirahat yang cukup: Berikan waktu bagi otot untuk pulih setelah berolahraga.
- Menghindari faktor risiko: Hindari obat-obatan atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko rhabdomyolysis.
Penanganan rhabdomyolysis biasanya melibatkan pemberian cairan intravena untuk membantu ginjal membersihkan zat-zat berbahaya dari darah. Dalam kasus yang parah, dialisis mungkin diperlukan untuk membantu fungsi ginjal. Pemulihan dari rhabdomyolysis dapat memakan waktu beberapa minggu atau bulan.
Kasus pria di Rusia ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya berolahraga dengan bijak dan memperhatikan sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuh. Melampaui batas kemampuan fisik hanya untuk sebuah tantangan dapat berakibat fatal.