Bank Mega Bagikan Dividen Jumbo Rp 1,05 Triliun, Laba Bersih Tahun 2024 Capai Rp 2,63 Triliun

Bank Mega Umumkan Pembagian Dividen Rp 1,05 Triliun dan Perubahan Susunan Direksi

PT Bank Mega Tbk (MEGA) mengumumkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 1,05 triliun, atau sekitar 40% dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan ini mencerminkan komitmen Bank Mega untuk memberikan nilai tambah kepada para pemegang sahamnya.

Selain pembagian dividen, RUPST juga menyetujui pengalokasian Rp 1,58 triliun sebagai saldo laba ditahan dan penyisihan dana cadangan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Hal ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang prudent dan persiapan untuk pertumbuhan di masa depan.

RUPST Bank Mega juga menyetujui pengunduran diri Lay Diza Larentie sebagai Wakil Direktur Utama dan C. Guntur Triyudianto sebagai Direktur. Bersamaan dengan itu, RUPST mengangkat Heriwan Gazali sebagai Direktur Perseroan. Perubahan ini diharapkan dapat memperkuat jajaran manajemen Bank Mega dan mendorong kinerja yang lebih baik.

Susunan pengurus Bank Mega setelah perubahan adalah sebagai berikut:

  • Direktur Utama: Kostaman Thayib
  • Wakil Direktur Utama: Indivara Erni
  • Direktur: Yuni Lastianto
  • Direktur: Madi Darmadi Lazuardi
  • Direktur: Martin Mulwanto
  • Direktur: YB Hariantono
  • Direktur: Heriawan Gazali

Pengangkatan Heriawan Gazali akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui proses Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Corporate Secretary Bank Mega, Christiana M. Damanik, menyampaikan bahwa RUPST juga membahas laporan kinerja perseroan untuk tahun buku 2024. Bank Mega berhasil mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 2,17% menjadi Rp 134,92 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan menjadi Rp 91,67 triliun, dengan rasio CASA (Current Account Saving Account) meningkat dari 28,83% menjadi 30,08%.

Komposisi CASA yang membaik ini didorong oleh pertumbuhan giro dan tabungan masing-masing sebesar 2,54% dan 9,74%, mencapai Rp 10,38 triliun dan Rp 17,19 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan nasabah yang semakin meningkat terhadap Bank Mega.

Total kredit yang disalurkan pada tahun 2024 mencapai Rp 64,65 triliun. Bank Mega tetap fokus pada penyaluran kredit kepada segmen korporasi dan joint financing. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL (Non-Performing Loan) Gross sebesar 1,69% dan NPL Net sebesar 1,22%. Rasio NPL Bank Mega ini masih berada di bawah rata-rata NPL perbankan sebesar 2,08% pada Desember 2024.

Atas kinerja tersebut, Bank Mega membukukan laba bersih sebesar Rp 2,63 triliun pada tahun 2024, dibandingkan dengan Rp 3,51 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dari sisi rasio, Bank Mega mencatatkan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 25,77% dan LDR (Loan to Deposit Ratio) sebesar 70,34%, menunjukkan posisi permodalan dan likuiditas yang solid. Rasio keuangan lainnya juga terjaga dengan baik, yaitu ROA (Return on Assets) sebesar 2,56%, ROE (Return on Equity) sebesar 13,62%, NIM (Net Interest Margin) sebesar 4,64%, dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) sebesar 73,61%.

Bank Mega telah menetapkan Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk tahun buku 2025, dengan target laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun, total kredit sebesar Rp 75 triliun, DPK sebesar Rp 99 triliun, dan total aset sebesar Rp 142 triliun. Untuk mencapai target tersebut, Bank Mega akan melakukan transformasi kantor cabang dengan fokus pada customer ecosystem, menurunkan cost of fund melalui peningkatan DPK murah, meningkatkan volume kredit & perbaikan kualitas kredit, mengembangkan transaction banking, serta melakukan efisiensi biaya.