Antisipasi Kemunduran Arus Balik, Kemenhub Pertimbangkan Dampak WFA Tambahan
markdown Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menimbang secara matang potensi dampak penambahan masa Work From Anywhere (WFA) terhadap pola arus balik Lebaran 2025. Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyatakan kekhawatiran bahwa perpanjangan WFA justru dapat menggeser puncak arus balik, sehingga memperlambat proses normalisasi aktivitas pasca-libur panjang.
"Simulasi telah kami lakukan, dan hasilnya menunjukkan bahwa penambahan masa WFA berpotensi mengundurkan jadwal kembali para pemudik. Meskipun puncak kepadatan mungkin tetap terjadi, distribusi arus balik menjadi lebih merata dan berkepanjangan," ujar Dudy saat berinteraksi dengan awak media di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Kamis (27/3/2025).
Menhub Dudy mengimbau masyarakat untuk kembali lebih awal, idealnya sebelum tanggal 6 April 2025, guna menghindari kepadatan puncak arus balik. Pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengelola arus balik, termasuk pemberian diskon tarif tol pada tanggal 8-9 April 2025 di ruas-ruas yang dikelola oleh Jasa Marga dan Astra Infra. Insentif ini diharapkan dapat mendorong pemudik untuk kembali lebih awal dan mengurangi beban puncak arus balik.
"Diskon tarif tol kami berikan sebagai stimulus agar masyarakat terdorong untuk kembali lebih awal. Kami fokus pada pengendalian arus balik, setelah sebelumnya berhasil mengelola arus mudik. Informasi mengenai potensi puncak kepadatan telah kami sampaikan, dan kami berharap masyarakat dapat mempertimbangkan untuk kembali sebelum tanggal 6," jelasnya.
Kebijakan WFA sendiri telah diterapkan pada periode 24-27 Maret 2025, dan terbukti efektif dalam mengurai kepadatan lalu lintas selama arus mudik Lebaran 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif pemerintah untuk memastikan kelancaran dan keselamatan perjalanan masyarakat selama periode mudik dan balik Lebaran.
Berdasarkan data survei dari Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub, diperkirakan sekitar 52% dari total populasi Indonesia, atau setara dengan 146,48 juta jiwa, akan melakukan perjalanan selama periode libur Lebaran. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya perencanaan dan pengelolaan yang matang untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik.
Sebelumnya, Menhub Dudy telah mengumumkan pembukaan posko mudik lebih awal, yaitu pada Jumat (21/3), sebagai respons terhadap pemberlakuan WFA yang dimulai pada Senin (24/3). Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi peningkatan arus mudik lebih awal dari perkiraan.
"Kami memprediksi akan terjadi peningkatan signifikan pada Jumat malam (21/3), seiring dengan dimulainya periode WFA. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membuka posko mudik lebih awal, mulai hari ini (21/3)," ungkap Dudy kepada wartawan di Kemenhub, Jakarta Pusat, pada Jumat (21/3/2025).
Berikut poin-poin penting terkait kebijakan arus balik Lebaran 2025:
- Evaluasi WFA: Kemenhub sedang mengevaluasi dampak WFA terhadap pola arus balik.
- Imbauan Kembali Awal: Masyarakat diimbau kembali sebelum 6 April untuk menghindari puncak arus balik.
- Diskon Tarif Tol: Diskon tarif tol berlaku 8-9 April untuk ruas tol Jasa Marga dan Astra Infra.
- Posko Mudik: Posko mudik dibuka lebih awal, 21 Maret, untuk antisipasi peningkatan arus mudik.
- Prediksi Pergerakan: 146,48 juta jiwa diperkirakan akan melakukan perjalanan selama libur Lebaran.
Kemenhub terus berupaya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran dan keselamatan perjalanan masyarakat selama periode mudik dan balik Lebaran 2025. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari sumber-sumber resmi dan mematuhi arahan petugas di lapangan.