Serangan Udara di Yaman Meningkat, Houthi Salahkan AS Atas Korban Sipil

Eskalasi Konflik di Yaman: Serangan Udara Diduga AS Sebabkan Korban Jiwa

Konflik di Yaman kembali memanas setelah kelompok Houthi menuduh Amerika Serikat bertanggung jawab atas serangkaian serangan udara yang menyebabkan korban jiwa di dekat ibu kota Sanaa. Tuduhan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, di mana Houthi terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.

Menurut laporan dari saluran TV Al-Masirah yang dikelola Houthi, setidaknya dua orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan udara yang terjadi pada Rabu (26/3) malam waktu setempat. Serangan tersebut dilaporkan menyasar wilayah di utara dan selatan Sanaa, dengan total hampir 20 kali serangan udara. Juru bicara kementerian kesehatan yang dikelola Houthi, Anis al-Asbahi, menyampaikan informasi ini melalui platform media sosial X, menuding "agresi Amerika" sebagai penyebab jatuhnya korban.

Selain serangan di Sanaa, Al-Masirah juga melaporkan adanya serangan udara di Saada, sebuah wilayah yang menjadi basis kuat pemberontak Houthi di utara Yaman. Media Houthi mengklaim bahwa Saada telah diserang sebanyak 17 kali pada hari sebelumnya, menunjukkan intensitas operasi militer di wilayah tersebut.

Pemerintah Amerika Serikat sendiri telah melancarkan serangan udara terhadap Houthi sejak 15 Maret, sebagai respons terhadap serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal komersial dan militer di jalur pelayaran penting Laut Merah dan Teluk Aden. AS menegaskan bahwa tindakan militernya akan terus berlanjut hingga Houthi menghentikan serangan-serangan tersebut. Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara kepada AFP pada hari Minggu lalu, mengkonfirmasi bahwa pasukan Amerika "melakukan serangan di beberapa lokasi milik Houthi yang didukung Iran setiap hari dan malam di Yaman".

Sebagai balasan, Houthi mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap kapal induk AS di lepas pantai Yaman, serta meluncurkan proyektil ke arah Israel. Kelompok ini memulai serangan terhadap kapal-kapal pada Oktober 2023, dengan alasan solidaritas terhadap Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Meskipun sempat menghentikan kampanye mereka ketika gencatan senjata diberlakukan di Gaza pada Januari lalu, ketegangan kembali meningkat seiring berjalannya waktu.

Situasi di Yaman semakin kompleks dengan adanya tuduhan serangan udara yang menyebabkan korban sipil. Peristiwa ini berpotensi meningkatkan sentimen anti-Amerika di kalangan pendukung Houthi dan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah memprihatinkan di negara tersebut. Berikut ini adalah poin-poin penting dari perkembangan situasi terkini:

  • Tuduhan Serangan AS: Houthi menuduh serangan udara AS menyebabkan kematian warga sipil di dekat Sanaa.
  • Intensifikasi Serangan: Serangan udara dilaporkan terjadi di Sanaa dan Saada, menunjukkan peningkatan intensitas operasi militer.
  • Respons AS: AS mengakui melancarkan serangan terhadap Houthi sebagai respons terhadap serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
  • Klaim Houthi: Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal induk AS dan peluncuran proyektil ke Israel.
  • Dampak Kemanusiaan: Situasi ini berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman dan meningkatkan ketegangan regional.

Perkembangan di Yaman terus dipantau secara seksama oleh komunitas internasional, dengan harapan adanya solusi damai yang dapat mengakhiri konflik dan mengurangi penderitaan warga sipil.