Kakek Tiri Cabuli Bocah 7 Tahun di Medan, Terungkap Setelah Korban Mengalami Kesulitan Buang Air Kecil
Kakek Tiri Cabuli Bocah 7 Tahun di Medan, Terungkap Setelah Korban Mengalami Kesulitan Buang Air Kecil
Tragedi pencabulan terhadap anak kembali terjadi di Kota Medan. Seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun, yang disebut dengan inisial RR, menjadi korban kebejatan seksual kakek tirinya, TS (45), warga Kecamatan Medan Labuhan. Peristiwa mengerikan ini terungkap secara tidak sengaja ketika RR mengalami kesulitan dan rasa sakit saat buang air kecil. Kondisi tersebut yang kemudian mengusik sang ibu untuk menyelidiki lebih lanjut.
Setelah didesak, RR akhirnya menceritakan kejadian traumatis yang dialaminya beberapa hari sebelum terungkapnya kasus ini. Kepada ibunya, RR mengaku telah dilecehkan oleh kakek tirinya. Pengakuan pilu tersebut langsung mendorong ibu korban untuk melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak berwajib di Satreskrim Polres Pelabuhan Belawan. Proses hukum pun segera bergulir dengan dilakukannya visum terhadap korban untuk mendukung proses penyelidikan.
Berbekal laporan dan hasil visum, petugas kepolisian bergerak cepat. Pada Sabtu, 1 Maret 2025, TS berhasil ditangkap di wilayah Kecamatan Medan Labuhan. Dalam pemeriksaan intensif, TS mengakui perbuatan bejatnya. Meskipun demikian, pelaku hanya mampu berkelit dengan alasan ‘khilaf’—sebuah pernyataan yang tentu saja tidak dapat meringankan derita yang telah dialami korban.
Saat ini, TS telah resmi ditahan di Polres Pelabuhan Belawan. Ia akan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan menghadapi ancaman hukuman berat atas perbuatannya yang sangat meresahkan masyarakat. Sementara itu, kondisi kesehatan fisik RR dilaporkan telah membaik. Namun, upaya penyembuhan trauma psikologis yang ditimbulkan dari peristiwa ini sangat penting untuk dilakukan guna mengembalikan kondisi mentalnya. Proses trauma healing tengah dijalani oleh korban untuk membantunya pulih dari pengalaman mengerikan tersebut. Pihak kepolisian berkomitmen untuk memastikan proses hukum berjalan adil dan memberikan perlindungan maksimal kepada korban.
Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kewaspadaan dan perlindungan anak-anak dari ancaman kekerasan seksual. Peran aktif keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan dalam mencegah dan menindak tegas pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran dan langkah awal untuk memperkuat sistem perlindungan anak agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Langkah-langkah yang dilakukan pihak berwajib:
- Penerimaan laporan dari ibu korban.
- Proses visum terhadap korban.
- Penangkapan tersangka TS.
- Pemeriksaan dan pengakuan tersangka.
- Penahanan tersangka.
- Proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
- Pendampingan trauma healing bagi korban.