Tragedi Banjir di Berau: Dua Lansia Meninggal Dunia, Ribuan Warga Terdampak
Banjir Landa Berau, Kalimantan Timur: Dua Lansia Meninggal Dunia
Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dilanda banjir besar yang menyebabkan dua orang lanjut usia (lansia) meninggal dunia dan ribuan warga terdampak. Bencana ini terjadi sejak Senin, 24 Maret 2025, dan hingga saat ini masih menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat setempat.
Dampak Banjir
Banjir melanda sembilan kampung yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Berau. Ketinggian air bervariasi antara 1 hingga 3 meter, merendam ratusan rumah warga dan memaksa ribuan jiwa mengungsi. Kondisi ini menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu dan menimbulkan kerugian material yang besar.
Daftar Kampung Terdampak:
- Kecamatan Kelay: Kampung Merasa
- Kecamatan Sambaliung: Kampung Bena Baru, Pegat Bukur, Inaran, Long Lanuk, dan Tumbit Dayak
- Kecamatan Teluk Bayur: Kampung Tumbit Melayu, Labanan Makarti
- Kecamatan Segah: Kampung Siduung Indah
Korban Jiwa dan Upaya Penanganan
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, mengonfirmasi bahwa dua korban meninggal dunia adalah lansia yang berasal dari Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung. Rencananya, kedua jenazah akan dikebumikan pada hari ini, namun pelaksanaannya masih menunggu situasi dan kondisi yang memungkinkan.
BPBD Berau terus bersiaga di sejumlah titik banjir untuk memberikan bantuan dan melakukan evakuasi jika diperlukan. Upaya penanganan difokuskan pada penyediaan tempat pengungsian, distribusi bantuan logistik, dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memulihkan kondisi pasca-banjir.
Kondisi Terkini dan Imbauan
Hingga saat ini, banjir masih menggenangi beberapa wilayah di Kabupaten Berau. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan banjir. Pemerintah daerah dan BPBD terus memantau perkembangan situasi dan berupaya semaksimal mungkin untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak.
Bencana banjir ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman alam. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi risiko banjir di masa depan, seperti normalisasi sungai, pembangunan drainase yang memadai, dan penataan ruang yang lebih baik.