PAUD: Fondasi Penting Menuju Kesuksesan Akademik dan Sosial Anak

PAUD: Fondasi Penting Menuju Kesuksesan Akademik dan Sosial Anak

Program wajib belajar 13 tahun yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai jenjang pendidikan sebelum memasuki sekolah dasar (SD). Hal ini didasarkan pada pemahaman ilmiah mengenai periode emas perkembangan otak anak yang terjadi pada usia 1 hingga 5 tahun. Selama periode ini, sekitar 90 persen perkembangan sel-sel saraf otak berlangsung pesat. Oleh karena itu, memberikan stimulasi yang tepat melalui PAUD menjadi sangat krusial untuk memaksimalkan potensi anak.

Direktur PAUD Kemendikbudristek, Nia Nurhasanah, menjelaskan bahwa PAUD bukan sekadar tempat bermain. Lebih dari itu, PAUD merupakan lingkungan terstruktur yang dirancang untuk merangsang perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan motorik anak. Di PAUD, anak-anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya, berkomunikasi secara efektif, mengeksplorasi lingkungan sekitar, dan mengasah keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk kesuksesan akademik di masa depan. Anggapan bahwa PAUD atau Taman Kanak-Kanak (TK) tidak penting perlu diluruskan, karena penelitian menunjukkan anak yang mengikuti PAUD memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik di lingkungan sekolah.

Lebih lanjut, Widyaprada Ahli Utama Direktorat PAUD Kemendikbudristek, Ir. Harris Iskandar, PhD, menambahkan bahwa setelah usia 6 tahun, perkembangan sel saraf otak mulai melambat. Oleh karena itu, memanfaatkan periode emas perkembangan otak anak usia dini menjadi hal yang sangat penting. PAUD berperan signifikan dalam melatih berbagai potensi anak, terutama kemampuan berbahasa, membaca, berhitung, berpikir kritis, percaya diri, memecahkan masalah, dan bekerja sama. Stimulasi yang tepat dan terarah pada usia dini akan menghasilkan perkembangan otak yang optimal dan berdampak positif pada prestasi akademik anak di kemudian hari.

Bukti empiris mendukung pentingnya PAUD. Sebuah riset Kemendikbudristek pada tahun 2021, berjudul "Hasil Pemantauan Kesiapan Bersekolah Anak Usia Dini di Indonesia", menunjukkan bahwa 78% anak yang mengikuti PAUD memiliki kesiapan kognitif dan sosial yang lebih baik dibandingkan dengan 45% anak yang tidak mengikuti PAUD. Temuan serupa juga diungkap oleh riset kolaborasi UNICEF Indonesia dan Bappenas pada tahun 2020, yang menunjukkan anak PAUD di daerah pedesaan 1,8 kali lebih siap menghadapi SD. Bahkan, data dari Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdibud) menunjukkan anak PAUD memiliki nilai rata-rata UASBN 12% lebih tinggi di kelas 1 SD.

Kesimpulannya, PAUD bukan sekadar pilihan, tetapi merupakan investasi penting bagi masa depan anak. Dengan memberikan fondasi yang kuat sejak dini, anak-anak akan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan di jenjang selanjutnya, dan memiliki potensi yang lebih besar untuk meraih kesuksesan baik secara akademik maupun sosial. Oleh karena itu, peran orang tua dan pemerintah dalam mendukung aksesibilitas dan kualitas PAUD sangatlah krusial.