Konflik Ormas Pecah di Kelapa Gading: Perebutan Lahan Berujung Kekerasan
Bentrokan Ormas Guncang Kelapa Gading: Sengketa Lahan Picu Aksi Brutal
Jakarta Utara kembali diwarnai aksi kekerasan antar organisasi masyarakat (ormas). Kamis sore (27/03/2025), bentrokan sengit terjadi di kawasan Lampu Merah Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, melibatkan dua kelompok yang saling serang dengan senjata tajam. Insiden ini mengakibatkan satu orang mengalami luka serius dan sempat melumpuhkan arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian.
Kapolres Jakarta Utara, Kombes Pol Ahmad Fuady, mengonfirmasi terjadinya bentrokan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebabnya. "Benar, saat ini masih dalam penanganan oleh Kapolsek yang dibantu oleh Polres," ujarnya.
Kronologi Kejadian
Aksi saling serang yang terekam dalam video amatir yang beredar luas di media sosial menunjukkan betapa brutalnya bentrokan tersebut. Para pelaku terlihat menggunakan berbagai senjata tajam, seperti parang, samurai, celurit, bambu, dan bahkan batu. Korban dari kejadian ini adalah Andro Mahing Otemusu (41), yang mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam. Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Seto Handoko, menjelaskan bahwa korban diserang oleh beberapa pelaku yang menggunakan senjata tajam.
"Beberapa pelaku melakukan pemukulan terhadap korban menggunakan senjata tajam," kata Seto. Akibat serangan itu, Andro mengalami luka terbuka yang cukup parah di bagian kepala hingga kulit dahinya robek. Selain itu, tangan kanannya juga mengalami luka serius hingga terlihat tulang.
Pemicu Bentrokan: Sengketa Lahan Rumah Makan
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pihak kepolisian menduga bahwa pemicu bentrokan ini adalah sengketa lahan rumah makan Cinto Minang yang juga difungsikan sebagai gudang tisu. Menurut keterangan yang diperoleh, salah satu ormas mengklaim telah ditugaskan oleh seseorang berinisial E untuk menjaga lahan tersebut. Namun, ketika pengacara E, berinisial TS, mencoba memasang plang di gudang tisu, ia justru dikeroyok oleh anggota ormas lain yang menolak keberadaan mereka.
"Tiba-tiba datang massa dari ormas lain kurang lebih 10 orang dan menghalangi serta mengeroyok saudara T," ujar Seto. Situasi semakin memanas ketika kelompok yang mengklaim sebagai penjaga lahan mencoba membantu T, tetapi justru diserang balik. Akibatnya, dua orang lainnya, yaitu Pepi dan Ahmad Maulana, juga mengalami luka-luka akibat terkena pukulan.
- Pepi mengalami memar di bagian jidat kanan.
- Ahmad Maulana mengalami lebam di wajah.
Upaya Penanganan Pihak Kepolisian
Setelah bentrokan pertama berhasil diredam, situasi kembali memanas sekitar pukul 13.30 WIB. Lebih dari 100 orang dari kedua belah pihak berkumpul di sekitar gudang tisu, meningkatkan potensi terjadinya bentrokan yang lebih besar. Menyadari eskalasi situasi yang semakin meningkat, Polsek Kelapa Gading segera meminta bantuan dari Polres Metro Jakarta Utara.
"Pada saat dilakukan pengecekan TKP, didapat kelompok ormas kurang lebih 100 orang sedang berada di gudang tisu itu," ujar Seto.
Sekitar pukul 14.40 WIB, kelompok yang mengaku sebagai penjaga lahan melakukan serangan balasan terhadap ormas yang sebelumnya mengeroyok TS. Situasi semakin tidak terkendali, hingga akhirnya pihak kepolisian berhasil memukul mundur massa dan mengamankan 19 anggota ormas yang diduga berencana melakukan aksi balas dendam.
Saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini dan berupaya menjaga keamanan di sekitar lokasi kejadian. Penyelidikan difokuskan untuk mengungkap aktor intelektual dibalik kericuhan ini, termasuk untuk memastikan legalitas kepemilikan lahan yang menjadi sumber konflik.