Ricky Kambuaya: Dari Sorong ke Pentas Dunia, Gelandang Kreatif yang Memikat di Timnas Indonesia
Ricky Kambuaya: Dari Sorong ke Pentas Dunia, Gelandang Kreatif yang Memikat di Timnas Indonesia
Tanah Papua terus menghasilkan talenta-talenta sepak bola yang menghiasi panggung Timnas Indonesia. Di tengah arus naturalisasi pemain, nama-nama lokal tetap bersinar, salah satunya adalah Ricky Kambuaya. Lahir di Sorong pada 5 Mei 1996, Kambuaya menjelma menjadi sosok sentral di lini tengah Garuda, memikat hati para pecinta sepak bola dengan kreativitas dan visi bermainnya.
Kambuaya bukan tipikal pemain yang banyak bicara. Ia lebih memilih membuktikan diri di lapangan, menjawab kepercayaan pelatih dengan performa yang solid dan kontribusi nyata. Fleksibilitasnya menjadi nilai tambah, mampu berperan sebagai gelandang box-to-box, pengatur serangan, bahkan tidak ragu membantu pertahanan ketika dibutuhkan. Kemampuannya membaca permainan dan mencari celah di pertahanan lawan menjadi senjata andalan.
Penampilan impresifnya saat Indonesia menjamu Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menjadi bukti kualitasnya. Masuk sebagai pemain pengganti, Kambuaya langsung memberikan dampak signifikan. Umpan trivela (kaki luar) yang ia kirimkan kepada Eliano Reijnders menciptakan peluang emas, meskipun sayang belum berbuah gol. Statistik mencatat, meski hanya bermain selama 16 menit, sentuhan bolanya hanya kalah dari Ivar Jenner, membuktikan betapa aktif dan terlibatnya ia dalam permainan.
Berdasarkan data dari Sofascore, Kambuaya bahkan mendapatkan rating tertinggi (7,2) di antara pemain pengganti lainnya, mengungguli Ivar Jenner, Eliano Reijnders, Sandy Walsh, dan Ramadhan Sananta. Hal ini semakin mempertegas kontribusinya yang signifikan dalam pertandingan tersebut. Asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor, patut diacungi jempol karena jeli melihat potensi Kambuaya saat membela Dewa United.
Sebelum mencapai level ini, perjalanan karier Kambuaya tidaklah mudah. Meninggalkan Sorong untuk mencari peruntungan, ia memulai dari klub-klub kasta bawah seperti PSMP Mojokerto. Sempat membela PSS Sleman, namanya mulai dikenal luas saat berseragam Persebaya Surabaya. Ia juga sempat mencicipi atmosfer klub besar bersama Persib Bandung, sebelum akhirnya berlabuh di Dewa United. Bersama Dewa United, Kambuaya menjadi pemain kunci dan terus menunjukkan performa yang konsisten.
Kini, Kambuaya menjadi salah satu andalan Timnas Indonesia. Kemampuannya beradaptasi dengan berbagai taktik dan skema permainan, ditambah dengan visi bermain yang cerdas, membuatnya menjadi aset berharga bagi tim Garuda. Dengan usia yang masih relatif muda, Kambuaya memiliki potensi untuk terus berkembang dan menjadi salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Kita tunggu saja aksi-aksi memukaunya di pentas sepak bola internasional.