Gelombang Pemecatan Pelatih Mengguncang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Lima Nama Tumbang di Tengah Persaingan Ketat

Gelombang Pemecatan Pelatih Mengguncang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Lima Nama Tumbang di Tengah Persaingan Ketat

Kompetisi sengit dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia telah memicu gelombang perubahan di kursi kepelatihan. Hingga matchday kedelapan, tak kurang dari lima pelatih telah kehilangan pekerjaan mereka akibat tekanan performa dan ekspektasi tinggi yang tak terpenuhi.

Fenomena pemecatan ini mencerminkan betapa krusialnya setiap pertandingan dan betapa besar ambisi negara-negara Asia untuk mengamankan tempat di panggung sepak bola dunia. Dengan hanya dua pertandingan tersisa yang akan digelar pada bulan Juni, tensi semakin meningkat, dan setiap keputusan di lapangan maupun di luar lapangan menjadi sangat penting.

Daftar Pelatih yang Terdepak:

  • Roberto Mancini (Arab Saudi): Secara mengejutkan, Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) mengakhiri kerja sama dengan Roberto Mancini, mantan pelatih yang sukses membawa Italia meraih gelar juara Euro 2020. Mancini hanya sempat memimpin The Green Falcons dalam empat pertandingan sebelum akhirnya digantikan oleh Herve Renard, yang diharapkan mampu memberikan sentuhan baru dan meningkatkan performa tim.
  • Tintin Marquez (Qatar): Qatar juga melakukan pergantian di kursi kepelatihan dengan memecat Tintin Marquez pada pengujung tahun 2024. Marquez, yang sebelumnya menggantikan Carlos Queiroz, gagal memenuhi ekspektasi dan posisinya kini diisi oleh Luis Garcia, yang bertugas untuk membawa The Maroons melangkah lebih jauh dalam kualifikasi.
  • Shin Tae-yong (Indonesia): Di Indonesia, pergantian pelatih juga menjadi sorotan. Shin Tae-yong, yang sempat menjadi idola publik sepak bola tanah air, harus rela melepas jabatannya pada awal Januari. Posisinya kemudian digantikan oleh Patrick Kluivert, mantan penyerang legendaris Belanda yang diharapkan mampu membawa angin segar bagi Garuda.
  • Jesus Casas (Irak): Kekalahan 1-2 dari Palestina menjadi pukulan telak bagi Irak dan berujung pada pemecatan Jesus Casas. Federasi Sepak Bola Irak (IFA) merasa perlu adanya perubahan untuk membangkitkan semangat tim dan meningkatkan peluang lolos ke babak berikutnya.
  • Paulo Bento (Uni Emirat Arab): Keputusan kontroversial diambil oleh Uni Emirat Arab (UEA) dengan memecat Paulo Bento, meski pelatih asal Portugal itu baru saja membawa timnya meraih kemenangan 2-1 atas Korea Utara. Alasan di balik pemecatan ini belum diungkapkan secaraGamblang, namun spekulasi menyebutkan adanya perbedaan visi antara Bento dan federasi.

Perjuangan di Klasemen:

Nasib kelima negara yang melakukan pergantian pelatih ini kini berada di persimpangan jalan. Mereka semua masih berjuang untuk merebut tiket ke putaran final Piala Dunia 2026, meski dengan tantangan yang berbeda-beda.

  • Arab Saudi saat ini berada di peringkat tiga Grup C, sebuah posisi yang belum aman untuk lolos langsung.
  • Qatar menempati posisi keempat Grup A dan harus berjuang keras untuk memperbaiki posisi mereka.
  • Indonesia juga berada di peringkat keempat Grup C, dengan harapan untuk memberikan kejutan di sisa pertandingan.
  • Irak berada di peringkat tiga Grup B dan bertekad untuk mengamankan posisi yang lebih baik.
  • UEA masih bersaing di peringkat tiga Grup A, dengan harapan pelatih baru dapat memberikan dampak positif.

Sesuai regulasi, tim yang mampu mengakhiri babak kualifikasi di posisi dua teratas akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026. Sementara itu, tim yang finis di posisi ketiga dan keempat harus melanjutkan perjuangan mereka melalui babak keempat kualifikasi Zona Asia, sebuah jalur yang lebih panjang dan penuh tantangan.

Gelombang pemecatan pelatih ini menjadi bukti betapa ketatnya persaingan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Setiap negara berambisi untuk meraih tempat di turnamen akbar tersebut, dan mereka tidak ragu untuk melakukan perubahan drastis demi mencapai tujuan tersebut. Pertanyaannya, apakah perubahan ini akan membuahkan hasil positif, atau justru menjadi bumerang bagi tim-tim yang bersangkutan?